Pada Desember 2018, Yanuar resmi meluncurkan dimsumnya produksinya sendiri ke pasar.
"Desember akhirnya kita coba trial bikin sendiri, kita cek pasar rasanya katanya enak. Akhirnya kita buka sendiri," tambah Yanuar.
Awalnya, ia melakukan uji coba rasa kepada teman-temannya. Hasil awal memang belum memuaskan, tetapi dengan bimbingan dari chef yang dikenalnya ia mendapat pengetahuan lebih untuk terus mengevaluasi dimsumnya.
Selain itu, ia juga mempelajari teknik dari YouTube yang memudahkannya untuk mengembangkan produk dimsumnya.
Berkat kegigihannya dalam mempelajari pembuatan dimsum, Yanuar berhasil menciptakan dimsum yang diterima pasar setelah dua bulan eksperimen.
Pemasaran awal dilakukan melalui teman-teman dan promosi di media sosial.
Baca Juga: Nama Shin Tae Yong Bergema di SUGBK Usai Kemenangan Bersejarah Timnas Indonesia vs Arab Saudi
Dengan metode mulut ke mulut serta iklan digital, bisnis Yanuar terus berkembang.
"Ngejualnya pertama ke temen, dari mulut ke mulut, terus ngiklan di sosial hingga banyak yang beranggapan kalau mencari dimsum enak dan harganya murah ke Pabrik Dimsum Bandung," lanjutnya.
Kini, Pabrik Dimsum Bandung memiliki lebih dari 2.000 reseller. Bahkan, Yanuar telah membangun dua home industry di Karawang dan Bandung dengan mempekerjakan 62 orang.
Keuntungan bagi reseller yang diberikan Yanuar cukup menarik. Untuk satu boks dimsum jumbo berisi 50 pcs seharga Rp110 ribu, reseller dapat menjualnya dengan harga Rp3 ribu hingga Rp4 ribu per pcs.
Baca Juga: Marselino Ferdinan Cetak Brace, Gaya Selebrasi Duduk ala Raja Jadi Sorotan
Dari harga penjualan itu, reseller dapat menghasilkan margin keuntungan yang signifikan.
Selain produk jumbo, Yanuar juga memproduksi dimsum mini yang menyasar pelajar dan kantin sekolah, serta terus melakukan inovasi dengan menciptakan varian baru seperti nori roll dan gohyong.
Artikel Terkait
Tantangan Hidup Nyoman Paul Jebolan Indonesian Idol 2023, Pernah Gagal Masuk Timnas U-20 dan Justru Sukses di Industri Musik
Lahir dari Seorang Nelayan, Pradita Adityya Dulu Gagal Jual Cacing Kini Sukses Miliki 16 Toko Besi dan 8 Kapal Laut
Berawal dari Dagang Asongan dan Pempek Keliling, Kini Andi Asmara Sukses Jadi Pelopor Batu Bara di Sumatera Selatan
Sangat Ikonik! Pengusaha Kreatif Satria Dinata Sulap Bajaj Jadi Gerobak Bakmi Sehat di Jakarta hingga Raup Omzet Rp100 Juta
Sempat Bangkrut hingga Beralih Jadi Penambang Pasir, Sarjidi Kembali Sukses Bangun Bisnis Tahu dengan Omzet Rp18 Juta