RBG.ID - Animalium tidak menjual tiket masuk sebagaimana kebun binatang, melainkan paket edukasi yang berlangsung 2,5–3 jam.
Dibuat berdasar riset-riset BRIN selama ini.
SAYAP burung adalah kaki depan yang berevolusi. Nenek moyang burung yang kala itu beradaptasi hidup di pohon menggunakan sayap untuk meluncur ke pohon lain.
Di animalium milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Cibinong, Kabupaten Bogor, tambahan pengetahuan seperti itu bisa didapat lewat narasi yang dipajang di dinding lobi tempat memajang burung serta telur.
Ada pula penjelasan lain tentang kenapa burung bermigrasi, misalnya.
’’Animalium dibuat berdasarkan berbagai riset BRIN, termasuk soal satwa liar. Yang membedakannya dengan kebun binatang, tujuan utama animalium wahana edukasi meskipun tetap ada kandungan rekreasinya,” kata Public Relation Animalium Rica Crystaliani.
Baca Juga: Sakit Perut Batalkan Start ”Liga Champions”
Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri meresmikannya pada 5 Juli lalu, tapi sejatinya animalium dibuka untuk umum sejak Maret lalu.
Berdiri di atas lahan 1,5 hektare, koleksinya terdiri atas hewan hidup dan replika.
Di lobi utama, pengunjung bakal disambut Kingdom Animalia atau dunia hewan. Terbagi dalam dua kelompok besar: vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tidak bertulang belakang).
Baca Juga: Rating Drama King The Land Menurun, Alur Cerita Dinilai Membosankan dan Ketinggalan Zaman
Semua koleksi di lobi utama itu replika. Bagian tengah dilengkapi dengan monitor layar sentuh. Pengunjung bisa memilih kelompok hewan yang diinginkan.
Vertebrata, misalnya, yang dijajal Jawa Pos di sela peresmian pada Rabu tiga pekan lalu (5/7), lampu sorot langsung mengarah ke kelompok hewan bertulang belakang.
Artikel Terkait
Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Dua Peneliti BRIN Diambil Alih Bareskrim Polri
Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Akhirnya Tangkap di Jombang
Peneliti BRIN AP Hasanuddin Ketakutan dan Cari Perlindungan ke Polisi Usai Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah
Terungkap, Ternyata Ini Alasan Peneliti BRIN Lakukan Pengancaman Membunuh Warga Muhammadiyah
Alokasi Tak Terbatas yang Penting Wajar, Progres Penelitian Tetap Diawasi BRIN
Andi Pangerang Hasanuddin Dipecat, Sanksi Thomas Djamaluddin Lebih Ringan, Kepala BRIN Ungkap Ini
BRIN Temukan Sumber Pestisida Nabati dari Jambu Usai Kajian di Kebun Raya Cibodas