RBG.ID - Sobat RBG sudah tahu Hari Tasyrik? Hari Tasyrik merupakan tiga hari setelah Idul Adha (10 Dzulhijjah), yaitu pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Di 3 hari ini menjadi istimewa dalam Islam, karena pada waktu tersebut umat Islam diperbolehkan untuk menyembelih hewan qurban nya.
Lalu bagaimanakah hari Tasyrik dan asal usul penamaannya?
Baca Juga: Sinopsis My Youth, Drama Korea Baru yang Akan Dibintangi Song Jong Ki dan Chun Woo Hee
Telah disinggung sebelumnya, hari Tasyrik erat kaitannya dengan hari raya Idul Adha.
Pada waktu tersebut, umat Islam dilarang untuk berpuasa. Larangan tersebut selaras dengan pelaksanaan qurban itu sendiri.
Tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab merupakan patron kata masdar dari “syarraqa” yang memiliki arti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”. Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).
Baca Juga: Hengkang dari YG, Rose BLACKPINK Resmi Menandatangani Kontrak dengan THE BLACK LABEL
Syekh Ibnu Manzur (711 H) dalam magnum opusnya Lisan al-Arab menyebutkan terdapat perbedaan pendapat Ulama tentang alasan perbedaan penamaan tasyrik. Kedua pendapat tersebut sebagai berikut:
Pertama, dinamakan tasyrik dikarenakan waktu tersebut adalah hari di mana umat Islam menjemur daging qurban mereka untuk dibuat dendeng.
Pendapat tersebut disandarkan pada masa Rasulullah SAW belum adanya teknologi pendingin seperti kulkas.
Baca Juga: Prediksi Skor hingga Head to Head Portugal vs Republik Ceko di Euro 2024, Tayang Live di RCTI 19 Juni 2024 Pukul 02.00 WIB
Alhasil, masyarakat kala itu menyimpan daging dengan waktu lama dengan cara dijemur.
Langkah ini dilakukan agar daging qurban yang melimpah saat Idul Adha dapat disimpan dalam jangka panjang dan bisa menjadi cadangan makanan untuk dikonsumsi.
Kedua, pelaksanaan ritual qurban dilakukan setelah matahari terbit. Telah disebutkan di atas, pada hari Tasyrik setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa. Mengapa terdapat larangan puasa pada waktu tersebut?
Baca Juga: Ria Ricis Lagi Ibadah Haji, Begini Moana Sudah Bisa Kurban Sendiri di Momen Idul Adha
Larangan puasa di hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban . Dalam Haditsnya Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ
“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
Pada kesempatan lain hari Tasyrik juga disebut juga dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:
Baca Juga: Ria Ricis Lagi Ibadah Haji, Begini Moana Sudah Bisa Kurban Sendiri di Momen Idul Adha
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)
Pada hari Tasyrik juga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti berdzikir, berdoa, serta menyembelih hewan qurban.
Perintah untuk berqurban tersebut termaktub dalam surat al-Kautsar ayat 2 berikut:
Baca Juga: Hanya 1 Jam dari Jakarta, Ada Tempat Healing Berbentuk Sarang Lebah Viral di Gadog Puncak, Punya Playground dan Area yang Luas banget Loh
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
“Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurban lah!”
Demikianlah hari Tasyrik dan asal usul penamaannya, semoga bermanfaat. Wallahu’alam.