RBG.ID - Sudah hampir 3 pekan, semua pemberitaan di berbagai media cetak elektronik bahkan media sosial dipenuhi dengan berita kasus Rocky Gerung dan Panji Gumilang.
Berita-berita yang sangat intensif tersebut, berhasil menggiring publik dan mempengaruhi opini publik sehingga menjadi fokus attensi publik secara massif.
Kasus Rocky Gerung, bagi saya seorang akademisi dan publik figur, sangat tidak mungkin melontarkan verbal-verbal yang sangat "barbar" yang mengarah kepada penghinaan kepada presiden.
Baca Juga: Polisi Sudah Terima Tiga Laporan, Buntut Rocky Gerung Sebut Jokowi Bajingan Tolol
Jika tidak ada yang menyekenariokan melindunginya.
Bukan kali ini saja, ada masyarakat yang terundikasi menghina presiden, namun tidak lama penegak hukum langsung bergerak untuk menangkapnya dan ga pake lama, langsung tertangkap.
Namun dalam kasus Rocky Gerung, harus menunggu banyak elemen yang melaporkan baru diproses hukum.
Baca Juga: Begini Respons Rocky Gerung Usai Dilaporkan Atas Dugaan Penghinaan Presiden Jokowi
Apalagi kalau bukan diskenariokan.
Begitupun kasus Panji Gumilang, Al Zaytun sudah berdiri 25 tahun, tidak jarang kasusnya muncul ke permukaan, namun tidak lama menghilang lagi.
Praktek-praktek yang dilakukan oleh Panji Gumilang baik dalam kegiatan beragama maupun mengelola asset dan keuangan Al Zaytun sudah berjalan cukup lama, mengapa baru sekarang ditelisik.
Baca Juga: Dihina Rocky Gerung, Jokowi: Itu Hal-hal Kecil, Saya Kerja Saja
Tidak jauh kasusnya seperti kasus Ahmadiyah, yang selalu dimunculkan ketika ada isu krusial yang harus ditutupi.
Sudah bisa dipastikan dengan intensifnya pemberitaan Rocky Gerung dan Panji Gumilang masyarakat lupa dan tidak fokus lagi terhadap isu-isu substansial yang disinyalir melibatkan para elit kekuasaan.