opini

PDIP Tidak Tegas atau Gibran Tidak Beretika?

Senin, 30 Oktober 2023 | 09:52 WIB
Yusfitriadi

Kemungkinan PDIP sedang menampilkan politik yang santun untuk mengambil simpati masyarakat.

Baca Juga: Setelah Diputus, Layanan Internet di Gaza Kembali Dipulihkan Secara Bertahap

Karena baik Gibran, Bobby terlebih Jokowi tentu memiliki loyalis yang merupakan konstituen PDIP.

Bisa jadi jika PDIP bersikap tegas maka konstutuen PDIP yang menjadi loyalis PDIP, Gibran dan Bobby akan menggerus suara PDIP pada pemilu 2024.

Kedua, PDIP Bermain di dua kaki. Sebagai antisipasi Prabowo-Gibran tidak masuk putaran kedua, maka mempunyai peluang untuk menarik KIM ke Ganjar-Mahfud, begitu pun ketika Ganjar tidak masuk putaran kedua, maka Ganjar-Mahfud berpotensi merapat ke KIM.

Bahkan, ketika pada akhirnya Prabowo-Gibran menjadi pemenang pada pemilu 2024, maka wakilnya merupakan kader PDIP.

Baca Juga: 2 Co-Founder Brand Kosmetik Lokal Ini Diserang Warganet Usai Like Postingan Pro Israel, Begini Klarifikasinya!

Ketiga, saling menyandera. Pernyataan Sekjen PDIP Hasto yang menyatakan, mendapatkan informasi beberapa ketua umum partai politik mendapatkan tekanan untuk mengusung Gibran menjadi calon wakil presiden, merupakan sandera dan kartu trup.

Sangat mungkin itu juga yang terjadi pada PDIP dan para elitnya. Tersandera kekuasaan, politik bahkan hukum oleh kekuasaan Jokowi.

Sehingga, ada sebuah kegamangan ketika harus memecat anak dan menantu presiden dari keanggotaan PDIP.

Baca Juga: Gunung Merbabu Terbakar, Warga di 5 Dusun Diungsikan dan 2 Dusun Krisis Air Bersih

Keempat, menghindari perang terbuka. Di awal dinamika "copras-capres" sebetulnya lawan politik PDIP adalah Anies, bahkan disebut-sebut untuk "menjegal" Anies untuk tidak menjadi calon presiden menggunakan berbagai perangkat, termasuk perangkat hukum, baik terhadap partai pengusungnya maupun terhadap Anies.

Sehingga, ketika dinamika kekuatan faksi politik berubah dan hampir bisa dipastikan pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 diikuti tiga pasangan calon, maka PDIP harus memainkan strategi yang lain, dengan tetap tidak memberikan peluang bagi Anies dan Imin memenangkan kontestasi 2024 mendatang.

Jika "perang terbuka" antara Jokowi beserta partai yang diendorsenya dan Megawati beserta PDIP nya menjadi isu yang dominan dan sampai pada akar rumput, maka pasangan AMIN berpotensi mendapatkan berkah elektoral (muntahan suara) dari perang terbuka tersebut.

Baca Juga: Dukung Palestina! Bella Hadid Kirim Surat ke Presiden AS Joe Biden, Desak Intensitas Konflik di Gaza

Halaman:

Tags

Terkini

Sudah Siapkah Kita Menerima Hasil Pemilu 2024?

Kamis, 4 Januari 2024 | 09:55 WIB

Memaksimalkan Peran Penjabat (Pj.) Bupati Bogor!

Senin, 1 Januari 2024 | 19:59 WIB

Netralitas Presiden Jokowi di Meja Makan

Selasa, 31 Oktober 2023 | 13:33 WIB

Mahasiswa dan Organisasi Hari Ini, Masihkah Relevan?

Senin, 30 Oktober 2023 | 15:31 WIB

PDIP Tidak Tegas atau Gibran Tidak Beretika?

Senin, 30 Oktober 2023 | 09:52 WIB

Emang Boleh se-Barbar Ini Mas Wali?

Minggu, 22 Oktober 2023 | 18:16 WIB

Bendera Putih Mulai Dikerek Naik di Rumah Merah PDIP

Minggu, 22 Oktober 2023 | 09:07 WIB