Minggu, 21 Desember 2025

Teruntuk Para Kandidat Bupati Bogor 2024: Kurangi Gimik Politik, Perkuat Gagasan Fundamental untuk Signifikansi Perbaikan Daerah

- Kamis, 9 Mei 2024 | 13:25 WIB
Ramdan Nugraha
Ramdan Nugraha

Karena kegiatan “gimik politik” ini cenderung lebih terarah kepada permintaan dukungan kepada simpul-simpul massa melalui tokoh-tokoh penting di ceruk-ceruk akar rumput. Fenomena ini, sangat berpotensi membuka ruang bias dukungan.

Siapa saja tokoh penting di akar rumput, bisa menerima silaturahmi para kandidat, namun perihal hak suara sang ketua simpul beserta massa kultusnya akan benar-benar diberikan atau tidak, itu adalah hal lain.

Baca Juga: Disebut Sudah Mualaf, Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pernikahan Adat Sunda pada Jumat Ini, Lokasi dan Waktu Masih Rahasia

Realitas ini pun seringkali sudah diketahui oleh Kandidat Bupati, oleh sebab itu, rasionalisasi dari setiap pertemuan cenderung berpotensi pada politik transaksional dengan beragam kompensasi, mulai dari uang, jabatan, atau hal lain yang saling menguntungkan, namun sekaligus menyandera demokrasi untuk tetap berada dalam jeruji klientelisme (transaksi/insentif antara aktor politik dengan penerima untuk menciptakan loyalitas).

Milenial Medsos Itu Adalah Gelombang Baru Dominan!

Masih banyak sekali aktor politik yang merasa percaya diri dengan cara-cara lama, cara-cara kampanye yang sudah berada dalam diorama museum reformasi.

Baca Juga: Jangan di Skip! Kopi Janji Jiwa Lagi Ada Promo Special Buy 1 Get 1 Loh, Cek Ketentuannya Di Sini!

Hadirnya kelompok milenial yang lahir sejak akhir 1980-an, membuka kamar-kamar diskusi yang baru, yang segar dan amat sangat cepat berubah.

Tentu masih ada kelompok milenial tertentu yang bisa “dibeli”, namun percayalah, prosentasenya sudah sangat minim.

Kelompok milenial secara umum, akan lebih terprovokasi oleh informasi yang mereka serap melalui media sosial.

Baca Juga: Unik Nih! Ada Destinasi yang Gak Kayak Kawah Lainnya, Sini Intip 3 Rekomendasi Wisata di Bondowoso

Terlepas narasi informasinya aktual atau hoaks, mereka akan rajin menyantap isu apapun. Nantinya, kelompok milenial ini secara garis besar akan terbagi menjadi dua kubu besar, 1) milenial terdidik dan 2) milenial kurang terdidik. Sikap keduanya cenderung oposisional.

Milenial terdidik masih dan rentan masuk ke dalam konsumen hoaks, namun mereka juga bisa dengan cepat berganti sikap.

Kelompok ini yang pada pilkada nanti, akan menimbang, menganalisis, dan bahkan terjun langsung mengambil peran sebagai relawan pemenangan.

Baca Juga: Liburan Panjang Telah Tiba! Kuy Ajak Keluarga Berwisata ke The Nice Funtastic Park di Cianjur, HTM Murah dan Ada Promo Diskon 50 Persen Loh!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sudah Siapkah Kita Menerima Hasil Pemilu 2024?

Kamis, 4 Januari 2024 | 09:55 WIB

Memaksimalkan Peran Penjabat (Pj.) Bupati Bogor!

Senin, 1 Januari 2024 | 19:59 WIB

Netralitas Presiden Jokowi di Meja Makan

Selasa, 31 Oktober 2023 | 13:33 WIB

Mahasiswa dan Organisasi Hari Ini, Masihkah Relevan?

Senin, 30 Oktober 2023 | 15:31 WIB

PDIP Tidak Tegas atau Gibran Tidak Beretika?

Senin, 30 Oktober 2023 | 09:52 WIB

Emang Boleh se-Barbar Ini Mas Wali?

Minggu, 22 Oktober 2023 | 18:16 WIB

Bendera Putih Mulai Dikerek Naik di Rumah Merah PDIP

Minggu, 22 Oktober 2023 | 09:07 WIB
X