Kiprah Orang Palembang (2): Reformasi serta Kebangkitan Wong Kito Galo

Membangun kembali landas pacu dan terminal penumpang bandar udara Sultan Badaruddin II Palembang agar pesawat berbadan lebar pun bisa mendarat dengan nyaman.

Frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Palembang pergi pulang pun terus bertambah.

Saat yang sama, para investor swasta mulai membangun hotel berbintang di Palembang.

Ini sebuah loncatan besar, karena sebelumnya Kota Palembang agak tertinggal dibanding dengan Kota Bandar Lampung yang kala itu telah memiliki hotel bintang tiga.

Baca Juga: 3 Destinasi Wisata Alam Memesona dan Eksotis di Jawa Barat, No 2 Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit

Setelah itu, kegiatan nasional pun mulai banyak digelar di Palembang.

Sumatera Selatan pun jadi salah satu pilihan utama bagi investor nasional dan asing untuk berinvestasi.

Pemda setempat lalu tetap merawat kompleks olahraga Jakabaring dengan baik.

Salah satu di antaranya yakni membeli klub sepakbola Persijatim yang berganti nama menjadi Sriwijaya FC.

Baca Juga: Ramah Anak, Rp20.000 Sudah Bisa Berenang dan Nikmati Keindahan Alam Hutan Pinus di Sumedang, Anak Pasti Betah

Klub tersebut memanfaatkan Stadion Jakabaring sebagai kandang dan terus berkembang.

Sukses menyelenggarakan PON, maka awal tahun 2009, pemerintah Provinsi Sumsel kembali mengajukan diri menjadi tuan rumah Pesta Olahraga masyarakat Asia Tenggara (SEA Games) 2011. Usulan tersebut pun diterima.

Bahkan, pemerintah pusat ketika itu menunjuk Kota Palembang sebagai tempat acara pembukaan dan penutupan SEA Games 2011.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Wisata Bulan Madu Dari Seluruh Dunia, Nomor Dua Suasana Paling Romantis dan Sempurna

Modal utama adalah keseriusan, kesanggupan serta komitmen yang kuat dari pemerintah daerah serta seluruh masyarakat Sumsel untuk menggelar acara bergengsi tersebut.