RBG.ID-JAKARTA, Penyidik Polda Metro Jaya, terus bekerja ekstra untuk mengusut kasus pembunuhan berantai yang dilakukan ketiga pelaku, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin.
Dari hasil pemeriksaan sementara, ketiga pelaku pembunuhan berantai ini memiliki peran masing-masing. Mereka membagi tugas secara terstruktur.
Ada yang berperan mencari dan merayu calon korban, ada juga yang bertugas sebagai jagal alias eksekutor. Peran tiap-tiap pelaku itu dipaparkan Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombespol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Baca Juga: Ini Motif Pelaku Pembunuhan Berantai Tega Menghabisi Keluarganya di Bekasi
“Duloh sebagai eksekutor, kemudian Wowon atau Aki mengiming-imingi, menjanjikan, mencari para korban sehingga mau menyerahkan barangnya,’’ terang Trunoyudo.
Sedangkan Dede kebagian tugas menampung uang yang dikumpulkan dari para korban. Selain itu, dia bertugas menggali kuburan bagi para korban.
Trunoyudo menegaskan, para pelaku tega berbuat kejam untuk menguasai harta para korbannya. ’’Solihin alias Duloh mengeksekusi dengan cara meracuni para korban,’’ lanjutnya.
Baca Juga: Istri Pelaku Pembunuhan Berantai Wowon Dibunuh pada 2016
Sebagaimana diberitakan, total ada sembilan orang yang sudah dihabisi Wowon cs. Lokasinya di Cianjur, Bekasi, dan Garut. Di Cianjur, korbannya adalah Wiwin (istri pertama Wowon), Halimah (istri kedua Wowon), Noneng (mertua Wowon), Bayu (anak Wowon dari Ai Maemunah), dan Farida (sedang diselidiki polisi).
Di Bekasi, korbannya adalah Ai Maemunah (istri Wowon), Ridwan Abdul Muiz (anak Ai Maemunah hasil pernikahan sebelumnya), dan Riswandi (anak Ai Maemunah dari pernikahan sebelumnya). Sedangkan seorang lagi adalah Siti, warga Garut.
’’Penyidik terus mendalami pemeriksaan terhadap para tersangka dan saksi. Ketiga tersangka saat ini berada di tahanan Polda Metro Jaya. Polisi juga akan mendalami kesehatan jiwa para tersangka,’’ kata Trunoyudo.
Namun, Dede masih dirawat di RS Polri. Trunoyudo menyebut, Dede sakit lantaran ikut meminum kopi racikan Solihin yang mengandung racun. ’’Kondisi kesehatannya akan kami sampaikan dalam rilis berikutnya,’’ ucapnya.
Menurut Trunoyudo, jajarannya mengedepankan pendekatan saintifik untuk mengungkap kasus tersebut. Dengan pendekatan itu, akurasi proses penyidikan bisa dipertanggungjawabkan secara teknis, prosedur, maupun ilmiah.(jpc)
Artikel Terkait
Pelaku Pembunuhan Berantai di Bekasi dan Cianjur Sudah Kumpulkan Rp1 Miliar
Pembunuhan Berantai di Cianjur Terungkap dari Kandungan Pestisida
Korban ke-10 Pembunuhan Berantai Wowon, Selamat dan Sempat Dirawat di RS
Istri Pelaku Pembunuhan Berantai Wowon Dibunuh pada 2016
Ini Motif Pelaku Pembunuhan Berantai Tega Menghabisi Keluarganya di Bekasi