Sejak program itu berjalan, Eka memperkirakan mereka sudah menyalurkan uang tabungan emas untuk 1,5 juta kg sampah. ”Tabungan emas untuk warga kami sudah ada sekitar Rp 4,8 miliar nilai uangnya,” kata dia.
Eka berharap gerakan pengumpulan dan pemilahan sampah yang kemudian dikelola di bank sampah kian menjamur di masyarakat. ”Sehingga bisa mengatasi persoalan sampah di masyarakat. Selain itu jadi media edukasi investasi logam mulia bagi masyarakat,” ucapnya.
Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino juga memastikan akan terus mendukung upaya pelestarian lingkungan, khususnya pengelolaan sampah. Dia mencontohkan pada 14–17 September nanti akan menggelar kegiatan Jambore Nasional Bank Sampah 2022. ”Kegiatan itu di antaranya diisi dengan festival musik dari bahan daur ulang sampah dan pameran karya inovasi dari berbagai bank sampah,” ujarnya. (*/c9/ttg)
