Sebab, memang tak sedikit yang bertanya, kenapa para remaja itu ’’lari’’ ke Jakarta untuk memamerkan ekspresi fashion mereka? Apakah tak cukup ruang publik di tempat mereka berasal?
’’Wilayah kami memang jauh dari pusat kota, tapi ruang publik tetap ada. Taman atau ruang publik di berbagai perumahan, misalnya, menggunakan fasos dan fasum yang ada. Taman di Perumahan Griya Soka Sukaraja dan Perum Bougenville Pasirlaja, contohnya, merupakan perpaduan dengan KRL (kelompok ramah lingkungan),’’ paparnya.
Untuk mendapat gambaran bagaimana para remaja itu menginvasi Jakarta dan menularkan virus fashion jalanan ke berbagai kota di tanah air, dua pekan lalu bertandang ke rumah Bonge di Kampung Bojong Sempu, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Bila berkendara dengan sepeda motor dari Kota Depok, dibutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk tiba di lokasi.
Perjalanan akan lebih mudah jika menggunakan kereta. Cukup turun di Stasiun Cilebut dan naik ojek pangkalan menuju arah Kampung Bojong Sempu.
Sesampai di kampung itu, orang-orang mengenal Bonge dengan sebutan Eka. Sesuai nama aslinya, Eka Satria Saputra.
Eka atau Bonge sedang tak ada di rumah siang itu. Agendanya memang sangat padat sejak melambung bersama CFW.
Ada Erni Ermawati, sang ibu, yang juga menyebut Jawa Pos beruntung bisa bertemu dirinya hari itu. ’’Ini saya juga mau pergi dan esoknya diundang oleh salah satu stasiun televisi dari pagi hari,’’ terangnya.