Untuk kapal yang membutuhkan prioritas, misalnya kapal logistik yang mengangkut material IKN, asosiasi pemilik kapal bisa langsung memberikan informasi.
"Saat kondisinya begitu, semua mengutamakan kapal bisa sandar," jelasnya. Selanjutnya, setelah bongkar muatan, Kodim dan Polres bisa melakukan pengawalan hingga menuju ke IKN. Karena semua anggota forum, maka semua otomatis mengetahuinya. "Sehingga pergerakan cepat," urainya.
Jadi, sebenarnya forum tersebut tidak hanya mengawal masuk ke pelabuhan, tapi juga hingga transportasi darat. Dia menuturkan, pentingnya pengawalan menyeluruh itu agar tidak terjadi hambatan. Hambatan di darat juga bisa mempengaruhi proses bongkar muat di pelabuhan. "Ini diantisipasi," ujarnya.
Bila terjadi kecelakaan di laut, misalnya, Forum Komunikasi Maritim juga memiliki peran vital untuk merespons cepat. Dia mengatakan, beberapa waktu lalu ada kapal kandas yang perlu diatasi.
"Kita bergerak cepat untuk menariknya, sembari menunggu air pasang," ungkapnya. Kapal kandas termasuk kondisi rawan yang bisa membuat lalu lintas menuju pelabuhan terhambat.
Untuk mengantisipasi kerawanan di laut, sesuai dengan perintah dari Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, dilakukan perkuatan maritim untuk mendukung IKN.
Hal itu diwujudkan dengan tidak hanya membuat sistem Forum Komunikasi Maritim, namun juga meningkatkan pengawasan transportasi laut.
"Pengawasan ini dilakukan dengan triple check," tegasnya. Pertama, Lanal Balikpapan memanfaatkan aplikasi Marine Traffic untuk mengawasi pergerakan automatic identification system (AIS) kapal. Pengawasan secara elektronik diperkuat kesepakatan dengan asosiasi pemilik kapal.