Senin, 22 Desember 2025

Hati-Hati, Ada Ancaman Pangan Yang Lebih Buruk Dari Kenaikan Harga Cabai

- Senin, 27 Juni 2022 | 14:30 WIB
Fadli Zon
Fadli Zon

Apalagi sejumlah negara yang menjadi produsen pupuk, seperti Cina, misalnya, kini tengah melakukan restriksi ekspor. Di sisi lain, Rusia dan Iran, dua negara yang merupakan negara produsen gas besar di dunia, yang merupakan bahan baku pupuk, kini sama-sama mendapat sanksi dari negara-negara Barat.

Saat ini saja FAO sudah memperingatkan bahwa biaya input pertanian, terutama pupuk, akan segera melonjak tajam, sehingga akan memperburuk ketahanan pangan di negara-negara miskin atau berkembang.

Bulan Juni ini, menurut data FAO, indeks biaya input pertanian telah mencapai rekor tertinggi. Isu terakhir inilah yang harus membuat kita khawatir.

Jadi, kenaikan harga cabai, juga komoditas lainnya, seperti minyak goreng, gandum, jagung, telur ayam, daging sapi, atau pupuk, pada akhirnya harus kita baca sebagai dampak perubahan atas dinamika global, yaitu perubahan iklim dan perubahan rantai pasok pangan akibat ketegangan politik di Eropa.

Meskipun dalam beberapa komoditas, selalu saja ada peluang “mafia” memanfaatkan kesempatan. Ini membuat pekerjaan kita jadi tidak mudah.

Sebagai catatan, sejak awal tahun, kenaikan harga gandum dan jagung masing-masing telah mencapai lebih dari 52 persen dan 31,6 persen. Harga pupuk non subsidi kenaikannya bahkan bisa mencapai 200 persen lebih.

Menghadapi dinamika semacam itu, mestinya kita melakukan perubahan-perubahan fundamental dalam cara bercocok tanam. Ke depan, kita tak bisa lagi mengelola pertanian ini dengan cara tradisional, sehingga rentan sekali terhadap berbagai perubahan lingkungan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X