Presiden Prabowo Tegaskan Utang Indonesia Termasuk Terendah di Dunia, Soroti Blunder 30 Tahun Terakhir

RBG.id - Dalam sebuah pertemuan santai bersama para pemimpin redaksi media nasional di kediamannya di Hambalang, Bogor, Presiden Prabowo Subianto menanggapi berbagai kekhawatiran publik soal kondisi ekonomi Indonesia, khususnya terkait utang negara.

Tak hanya itu, Prabowo juga menyampaikan inflasi di Indonesia masih dalam batas aman. Bahkan, menurutnya, sejumlah negara lain kini melihat Indonesia sebagai contoh dalam pengendalian inflasi.

“‘Utang kita besar’ Loh? Utang kita dibandingkan dengan banyak negara, utang kita salah satu yang secara perbandingan terkecil di dunia, hanya 4-5 negara lebih kecil dari kita,” kata Presiden Prabowo Subianto, dikutip RBG.id dari YouTube Najwa Shihab pada Selasa, 8 April 2025.

Baca Juga: Timnas U-17 Indonesia Pastikan Tiket ke Piala Dunia U-17 2025 Usai Bantai Yaman 4-1

Ia mengklaim, inflasi Indonesia tergolong rendah dan bahkan menjadi contoh bagi sejumlah negara lain yang ingin belajar dari kebijakan pengendalian ekonomi Tanah Air.

Namun di balik pencapaian tersebut, Prabowo tak menutupi perjalanan bangsa selama beberapa dekade terakhir tidak sepenuhnya mulus.

Ia menilai, dalam 30 tahun terakhir Indonesia banyak melakukan kesalahan strategis.

“Terus terang saja, kita koreksi diri ya sebagai bangsa, selama 30 tahun ini, kita banyak melakukan blunder, kita akui saja,” jelasnya.

Baca Juga: Heboh Teguran untuk Lucky Hakim, Begini Respons Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Presiden Prabowo juga menyoroti peran para pemikir dan akademisi dalam perjalanan bangsa.

Ia mempertanyakan mengapa para teknokrat, profesor hingga guru besar tidak bersuara saat arah kebijakan negara mulai menyimpang.

“Jangan salah siapa presidennya, masa satu presiden bertanggung jawab atas semua? Ini banyak blunder,” tandasnya.

Baca Juga: Catat Jadwalnya! Ganjil Genap Jakarta Kembali Berlaku Mulai Besok, Hanya Empat Hari Setelah Libur Lebaran

Menurutnya, membenahi masa depan Indonesia tidak cukup hanya dengan menunjuk kesalahan, melainkan juga dengan keberanian untuk mengakui, memperbaiki, dan bergerak lebih baik.***