”Hal itu sebagai ekspresi etika politik pemimpin saat akan mengakhiri masa kepemimpinannya,” ujar direktur eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) tersebut.
Umam menyatakan, pesan akhir Presiden Jokowi untuk menyerahkan estafet kepemimpinan bangsa dan harapan rakyat kepada presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi penanda bagi dimulainya spirit keberlanjutan di tengah transisi kekuasaan yang berjalan.
Dengan bekal dukungan politik yang sangat besar untuk pemerintahan Prabowo-Gibran, model majority-presidentialism akan terbentuk.
Baca Juga: Perayaan 17 Agustus di Indonesia: Dekorasi dan Tradisi Unik dari Berbagai Daerah
Pemerintahan baru seharusnya lebih mudah menghadirkan fase transisi yang stabil dan efektif.
Meski demikian, model majority-presidentialism itu juga tetap harus membuka ruang checks and balances atau fungsi pengawasan yang memadai kepada pemerintah.
”Demi hadirnya tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel,” katanya. (lum/c14/ttg)
Artikel Terkait
Profil dan Sepak Terjang Karier Thariq Kasuba, Anak Eks Gubernur Malut Abdul Gani yang Maju di Pileg DPR RI 2024
Masih Ingat dengan Ronald Tannur? Anak Anggota DPR Sekaligus Terdakwa Pembunuhan Dini Sera Afrianti yang Divonis Bebas oleh Majelis Hakim!
Siapa Erintuah Damanik? Ketua Majelis Hakim yang Berikan Vonis Bebas Anak Anggota DPR Ronald Tannur
FANTASTIS! Ini Jumlah Harta Kekayaan Ujang Iskandar, Anggota DPR yang Ditangkap atas Kasus Korupsi Usai Jalani Operasi Plastik di Vietnam
Intip Daftar Harga Tiket dan Benefit Konser DPR di Jakarta pada 14 Desember 2024, Paling Murah Gak Sampai Rp1 Juta
Daftar Nama Calon Ketua Umum Partai Golkar Pengganti Airlangga Hartarto, Ada Anggota DPR Sampai Menteri
Presiden Joko Widodo Hadiri Sidang Tahunan MPR/DPR Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas agar Kamu Tidak Kena Macet