Minggu, 21 Desember 2025

Profil 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur saat G30S PKI, Mengenang Kembali Peristiwa Kelam 58 Tahun Lalu

- Sabtu, 30 September 2023 | 09:58 WIB
Monumen Pancasila Sakti yang berada di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Monumen Pancasila Sakti yang berada di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

RBG.ID-JAKARTA, Sebanyak 7 perwira TNI gugur dalam G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1956. Tujuh perwira TNI yang gugur itu dianugrahi sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keputusan Presiden pada 1965.

Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI merupakan peristiwa kelam bagi Indonesia. Kini, peristiwa kelam itu sudah berlalu 58 tahun silam, namun masih tetap dikenang bangsa Indonesia.

Saat itu, terjadi pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang bertujuan mengubah ideologi bangsa Indonesia, menjadi komunis.

Baca Juga: Harga Antam Akhir Bulan 30 September 2023, Masih Turun Hingga Rp 5.000

Peristiwa berdarah ini berawal dari aksi penculikan terhadap sederet jenderal TNI Aangkatan Darat pada 30 September hingga 1 Oktober 1965.

Jasad para jenderal TNI AD yang dibunuh di Lubang Buaya tersebut ditemukan Satuan Resimen Anggota Komando Angkatan Darat pada 4 Oktober 1965.

Maka, tidak salahnya jika kita mengenang kembali peristiwa berdarah yang menewaskan para Pahlawan Revolusi Indonesia tersebut.

Berikut daftar 7 pahlawan revolusi dan bagaimana mereka menjadi korban kekejaman peristiwa G30S PKI yang dikutip JawaPos.com (RBG.ID Group) dari Radar Malang, Sabtu (30/9/21):

Baca Juga: 3 Hari Setelah Kebakaran Lahan di Lereng Gunung Agung Bali, Berdampak Hampir 80 Hektare

1. Jendral Ahmad Yani

Penculikan para jenderal TNI AD ini dimulai di kediaman Jenderal Ahmad Yani di Jalan Latuharhary di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada dini hari.

Sebelum kejadian, diketahui rumah Jendral Ahmad Yani telah dikepung oleh 200 pasukan. Jasad petinggi militer yang saat itu menjabat sebagai Menteri/ Panglima AD/ Staf Komando Operasi Tertinggi tersebut dibuang di Lubang Buaya bersama 5 petinggi militer lainnya.

Jenderal Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922. Awalnya, Jenderal Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor.

Ahmad Yani pernah terlibat dalam Agresi Militer Pertama Belanda, Agresi Militer Kedua Belanda, serta melawan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang membuat kekacauan di daerah Jawa Tengah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X