Menurutnya, menyetop hal-hal yang bisa berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut perlu dilakukan. Apalagi, ada literatur yang mendukung.
Misal, penggunaan beberapa obat baik yang sifatnya antipiretik atau penurun demam atau lalu obat batuk yang mengandung Diethylene Glycol (DEG).
”Sementara tepat. Sampai ada kepastian dari investigasi yang dilakukan bahwa ini terkait atau tidak, atau obat yang ada saat ini aman atau tidak,” ungkapnya.
Kendati demikian, Dicky meminta, kebijakan tersebut disertai dengan rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat ketika ada kasus batuk pilek.
Pemerintah dan IDAI juga perlu kembali mensosialisasikan pola hidup sehat yang jadi opsi paling aman untuk menghindari segala risiko infeksi penyakit.
”Tetap harus ada solusi, gak plek berhenti. Harus ada solusi yang menenangkan,” tegasnya.
Menurutnya, kondisi gagal ginjal akut di Indonesia sudah tergolong kejadian luar biasa (KLB). Hal ini berdasarkan case fatality rate cukup tinggi di beberapa daerah yang telah mencapai 50 persen.