kesehatan

Waspada Awal Tahun Ini Demam Kelinci Kasusnya Melonjak di AS, Apa Itu Demam Kelinci? Simak Gejalanya Menurut Ahli

Senin, 6 Januari 2025 | 06:45 WIB
Ilustrasi infeksi tularemia (foto/Ilustrasi Pexels.com)

RBG.id -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan adanya peningkatan kasus tularemia atau dikenal sebagai demam kelinci, sebesar 56 persen dalam satu dekade terakhir.

Dilansir RBG.id dari Medical Daily yang dirilis pada Jumat, 3 Januari 2025, tularemia adalah penyakit zoonosis yang jarang terjadi namun berpotensi serius, menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi manusia.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis dan dapat ditularkan melalui gigitan serangga, kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, menghirup partikel udara yang terkontaminasi, atau mengonsumsi air yang tercemar.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Alvin Lim Sempat Cabut Laporan Polisi Atas Pratiwi Noviyanthi

Namun, penyakit ini tidak menular antar manusia.

Apa itu Penyakit Tularemia dan Bagaimana Gejanya?

Tularemia sendiri merupakan penyakit yang dapat menjangkit bagian tubuh seperti kulit, mata, tenggorokan, paru-paru, usus dan yang paling berbahaya kelenjar getah bening.

Gejala yang muncul bervariasi tergantung pada jalur masuk bakteri, termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, luka kulit, sakit tenggorokan, dan infeksi mata.

Baca Juga: Pengacara Alvin Lim Meninggal Dunia di RS Mayapada, Teh Novi Ucapkan Belasungkawa

Dalam kasus yang berat, penyakit ini bisa menyebabkan pneumonia, peradangan otak, atau jantung.

Hingga saat ini, belum tersedia vaksin untuk mencegah infeksi tularemia. Meskipun begitu, penanganan yang terus diupayakan dalam menekan banyaknya kasus serupa yaitu dengan menggunakan antibiotic.

Jika tidak ditangani, infeksi beresiko fatal dengan tingkat kematian mencapai lebih dari dua persen, tergantung pada strain bakteri.

Baca Juga: Breaking News! Kecelakaan Beruntun Terjadi di Tol Cipularang KM 97, 6 Kendaraan Terlibat Termasuk Bus Primajasa, Truk dan Minibus

CDC melaporkan antara 2011 dan 2022, terdapat 2.462 kasus tularemia di 47 negara bagian, atau sekitar 0,064 kasus per 100.000 penduduk, menunjukkan kenaikan 56 persen dibandingkan dekade sebelumnya.

Halaman:

Tags

Terkini