Senin, 22 Desember 2025

Presiden Jokowi Batuk 4 Minggu, Jawa Memiliki Resiko Paling Tinggi untuk Pencemaran Udara

- Selasa, 15 Agustus 2023 | 09:04 WIB
Sandiaga Uno
Sandiaga Uno

Sedangkan untuk upaya instan yang dapat digunakan untuk menangani pencemaran udara yang terjadi saat ini, lanjut Sigit, sebenarnya hanya ujan.

Baca Juga: KPK Telisik Korupsi di Lelang Truk Angkut Basarnas

Sebab, menurutnya, hujan dapat membilas udara-udara yang kotor. "Tapi persoalannya, saat ini memang untuk awan hujan di Jakarta dan sekitarnya, termasuk Jawa umumnya itu sudah tidak ada lagi awan hujannya," beber Sigit.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Ditjen PPKL Luckmi Purwandari menambahkan, wilayah Jawa memilik potensi pencemaran udara yang lebih tinggi dari daerah lain dikarenakan jumlah penduduk di Jawa memang lebih banyak sehingga jumlah pencemarannya juga lebih banyak.

Namun, kualitas udara tidak hanya ditentukan sumber pencemaran, tapi juga dipengaruhi banyak faktor lain.

Baca Juga: Viral! TikTokers Ini Perbaiki Sendiri Jalan Rusak di Bencongan Indah Tangerang

"Sumber pencemaran itu ada juga yang bisa dikendalikan juga tidak bisa dikendalikan. Yang tidak bisa dikendalikan di antaranya seperti arah dan kecepatan angin, musim, dan topografi serta landscape. Kalau yang bisa dikendalikan itu aktivitas manusia baik itu dari transportasi maupun dari kegiatan industri rumah tangga dan sebagainya," jelas Luckmi.

Menurut Luckmi, kualitas udara di setiap wilayah di Indonesia pun semua dilakukan pemantauan.

Namun, untuk kualitas di setiap daerah memang dipengaruhi banyak faktor. Sehingga kualitasnya pun dapat selalu berubah.

Baca Juga: Lionel Messi Bintangi Serial Dokumenter Apple TV+

"Misal seperti di Pontianak itu kualitas udaranya lagi merah karena dipengaruhi kebakaran hutan dan lahan," pungkasnya. (gih)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X