RBG.ID - Kualitas udara di Jakarta cenderung mengalami perburukan dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, kualitas udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia dan masuk dalam kategori tidak sehat.
Berdasar kajian yang ada, pencemaran udara yang terjadi di Jakarta secara umum berasal dari emisi transportasi yang menyumbang sebanyak 44 persen.
"Hari ini saya hadir sebagai Menteri ESDM Ad Interim untuk mengikuti rapat terbatas terkait polusi udara bersama Bapak Presiden @jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat," ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Menteri ESDM Ad Interim, Sandiaga Uno dalam postingan Instagramnya.
Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak: Advokat Membela Klien Tidak Boleh Diperiksa
"Penunjukan sementara ini dikarenakan Pak Arifin Tasrif, Menteri ESDM Ad Interim sedang tidak di dalam negeri. Namun, langkah konkret harus segera dilakukan dalam mengatasi polusi udara dalam waktu satu minggu ini," kata Sandiaga Uno.
"Karena Bapak Presiden sendiri sudah batuk hampir 4 minggu dan kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitas yang buruk," sambung Sandiaga Uno.
"Tentu kita tidak ingin permasalahan ini terus berlarut. Untuk itu, langkah tegas pemerintah secara cepat dalam melakukan pembatasan-pembatasan polusi, baik dari aspek transportasi maupun industri harus kita dukung bersama untuk kesehatan masyarakat yang semakin baik," pungkas Sandiaga Uno.
Baca Juga: Viral Video Aksi Bullying Siswa SMA Depok di Toilet Sekolah, Polisi Turun Tangan
Direktur Jenderal Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sigit Reliantoro mengungkapkan, pola pencemaran udara yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya sifatnya lokal, tidak ada sumber emisi yang masuk dari wilayah lain. Termasuk di antaranya dari PLTU Suralaya yang berada di Cilegon, Banten.
"Kita sudah melakukan studi untuk PLTU, untuk menjawab apakah emisi PLTU itu masuk Jakarta atau tidak. Sudah dilakukan kajian dan terkonfirmasi bahwa sebagain besar emisi PLTU itu masuk ke Selat Sunda, tidak ke arah Jakarta. Dan ini menegaskan bahwa sebetulnya sumber emisi di Jakarta itu dipengaruhi dari Jakarta sendiri dan daerah sekitarnya," jelas Sigit.
Untuk mengatasi persoalan pencemaran udara, dikatakan Sigit, setidaknya ada sebanyak 12 rekomendasi yang diajukan ke pihaknya.
Studi hasil rekomendasi tersebut terutama dilakukan untuk seluruh wilayah Indonesia, tapi fokusnya di Jawa. Karena dari simulasi, di wilayah Jawa memang yang mempunyai resiko paling tinggi untuk pencemaran udaranya.
"Yang banyak direkomendasikan dan potensinya bagus untuk mengatasi persoalan pencemaran udara adalah regulasi dan kebijakan di transportasi. Kemudian, mengawasi industri dengan alat-alat pengontrol emisi yang lebih baik lagi, juga mendorong efisiensi energi," ujar Sigit.
Artikel Terkait
Manfaat Taman Akuatik, Bisa Mencegah Pencemaran Lingkungan
DLH Kabupaten Bogor Cek Penyebab Pencemaran Sungai Cileungsi
Ribuan Ikan Mati, Polisi Buru Pelaku Pencemaran Sungai Cileungsi
Tasyi Athasyia Buka Suara Soal Laporan Mantan Karyawan, Siap Laporkan Balik karena Pencemaran Nama Baik
Hujat Anak Nikita Mirzani, Pengacara Indra Tarigan Ditangkap Atas Kasus Pencemaran Nama Baik
Usai Layangkan Somasi, Saipul Jamil Kini Laporkan Dewi Perssik Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
Pemkot Bekasi Laporkan Penelusuran Pencemaran Kali Bekasi yang Hitam dan Berbau