RBG.ID – Antraks kembali menghebohkan setelah tiga orang di Gunungkidul, DIJ, meninggal dunia.
Sebelumnya pada Mei lalu ada kematian sapi dan kambing milik warga secara mendadak dan masal.
Ahli menyarankan penanganan yang tepat agar kasus ini tidak terjadi lagi.
Baca Juga: Cillian Murphy Hindari Kumpul Cast karena Tekanan Peran
Spora dari bakteri penyebab antraks bisa bertahan di lingkungan selama beberapa tahun.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman, Minggu (9/7) menyatakan kekhawatiran masyarakat merupakan hal yang wajar.
Dia memberikan tips agar tidak tertular. Yakni dengan memakai masker, hindari hewan mati, dan menjaga kebersihan rumah.
Baca Juga: Selebgram dan Tiktoker Michael Rendy Jadi Korban Perampokan Oleh Tetangganya Sendiri
“Permukaan lantai dibersihkan dengan clorin 6 persen atau cairan pemutih yang dilarutkan ar,” katanya.
Spora dari Bacillus antrhacis yang bertahan di tanah, air, atau tumbuhan dapat masuk ke tubuh hewan melalui oral atau masuk lewat mulut.
Pada manusia, biasanya spora ini masuk melalui kulit yang terbuka karena luka lalu bersentuhan dengan hewan atau produk hewani yang sudah tercemar.
Baca Juga: DPR Kritisi Dugaan Kebocoran Data Paspor, Dirjen Imigrasi Klaim Data Biometrik Aman
Pada kasus di Gunungkidul, masyarakat ada yang mengkonsumsi hewan yang sudah mati karena antraks.
Ada juga penularan lewat inhalasi atau lewat pernapasan.
Artikel Terkait
SKI Jadi Bekal Penentuan Kebijakan Kesehatan
Kurang tidur Tingkatkan Risiko Demensia
Waspada 7 Gejala Awal Penyakit Alzheimer
Aspartam akan Dikategorikan sebagai Mungkin Penyebab Kanker, Lihat Penyebab Kanker Lainnya Di Sini
5 Posisi Duduk Berbahaya dan Latihan untuk Memperbaikinya
Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Atasi Kejang pada Bayi
Obat Pertama yang Bisa Memperlambat Alzheimer Akhirnya Telah Disetujui FDA