“Inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis,” ujar Imran.
Kemenkes juga mengimbau melalui surat edaran bagi semua Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan di DI Jogyakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian antraks pada manusia.
Baca Juga: ZEROBASEONE Resmi Debut dengan Rilis Video Musik In Bloom
Selain itu juga penyebaran antraks ke daerah lain.
Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian drh. Nuryani Zainuddin mengatakan gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, hingga berujung kematian.
Gejala lain yang biasa terjadi seperti perdarahan di lubang hidung dan mulut hewan.
Tidak jarang hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis.
Baca Juga: Member NMIXX Dikabarkan Kejatuhan Drone, Panggung Terbakar hingga Penonton Pingsan
“Hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan. Tidak boleh dibedah atau disembelih,” ucapnya
Secara nasional Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengalokasikan kegiatan pencegahan antraks melalui penyediaan vaksin dan operasional sebanyak 96 ribu dosis setiap tahun.
Baca Juga: Resmi Comeback Setelah Sekian Lama, EXO Tampil Cool Sexy Vibes di MV Cream Soda
“Kami menyediakan 110 ribu dosis vaksin untuk buffer stock pusat,” katanya. Untuk daerah yang sudah mewabah akan diperluasan vaksinasi. (lyn)
Artikel Terkait
SKI Jadi Bekal Penentuan Kebijakan Kesehatan
Kurang tidur Tingkatkan Risiko Demensia
Waspada 7 Gejala Awal Penyakit Alzheimer
Aspartam akan Dikategorikan sebagai Mungkin Penyebab Kanker, Lihat Penyebab Kanker Lainnya Di Sini
5 Posisi Duduk Berbahaya dan Latihan untuk Memperbaikinya
Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Atasi Kejang pada Bayi
Obat Pertama yang Bisa Memperlambat Alzheimer Akhirnya Telah Disetujui FDA