Ada pula yang dari Syria dan Libya yang juga bekas wilayah operasi mereka.
Sekarang Prighozin mengklaim memiliki kekuatan bersenjata mencapai 50 ribu personel.
Puluhan ribu tentara itu pula yang digerakkan Prigozhin untuk menyerbu dan menguasai Rostov-on-Don, kota di selatan Rusia, serta sudah merangsek sampai Lipetsk yang berjarak sekitar 420 kilometer dari Moskow pada Sabtu lalu.
Baca Juga: Persija Jakarta vs Ratchaburi FC, Terganggu Insiden Mati Lampu
Putin marah besar, menyebut mereka pengkhianat dan mengancam menghukum berat.
Meski, tak pernah sekali pun Prigozhin menyalahkan Putin.
Musuh besarnya adalah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan komandan militer Rusia dalam invasi ke Ukraina, Valery Gerasimov.
Prigozhin menyebut mereka inkompeten.
Baca Juga: Manchester United akan Jual 11 Pemain untuk Kumpulkan Rp 1,9 Triliun
”Kementerian Pertahanan (Rusia) telah membohongi masyarakat dan presiden Rusia tentang rencana agresi gila dari Ukraina dan mereka akan menyerang kita beserta keseluruhan kekuatan NATO,” kata Prigozhin setelah pasukannya menguasai Rostov-on-Don.
Namun, relasi dengan Putin pula yang akhirnya membuat Prigozhin mengendur.
Baca Juga: Kecanduan Reel? Cara Membatasi Penggunaan Instagram Tanpa Menghapus Aplikasi
Dia memilih balik badan ke Belarus dan menghentikan gerak pasukannya ke Moskow, tempat pelanggan setia restorannya dulu berkuasa di Kremlin. (c14/ttg)
Artikel Terkait
Pemimpin Rusia Alihkan Kesalahan Soal Drone Ke Amerika Serikat
Rusia Alami Kesulitan, Kepala Intelijen AS: Kekurangan Amunisi Pengaruhi Serangan
China dan Rusia Upayakan Persatuan Dalam Kerja Sama Shanghai
Biasa Rayakan Hari Kemenangan Bersama, Kini Rusia dan Ukraina Masing-masing
Rusia Luncurkan GigaChat Untuk Saingi ChatGPT
KBRI Moskow Minta Warga Indonesia di Rusia Batasi Perjalanan, Terutama ke Wilayah Ini
Presiden Rusia Vladimir Putin Menyatakan Ditikam dari Belakang