RBG.ID – Dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2024, pemerintah merancang target pertumbuhan ekonomi pada level 5,2 persen.
Target itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 yang mencapai 5,3 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penetapan target itu mempertimbangkan kondisi ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Episode Terbaru 'My Dearest' Cetak Rekor Baru dan 'Behind Your Touch' Alami Sedikit Penurunan Rating
Terutama kenaikan suku bunga acuan. ’’Kita melihat kondisi dunia dengan kenaikan suku bunga yang sangat drastis, higher, faster, bahkan longer,’’ ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan yang drastis akan berpengaruh pada pertumbuhan banyak negara, termasuk AS dan Eropa. Kondisi itu diramal berlangsung hingga 1-1,5 tahun mendatang.
Meskipun demikian, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kondisi pertumbuhan ekonomi dinilai masih resilien. Hal itu tercermin dari realisasi kuartal II 2023 yang mencapai 5,17 persen.
Baca Juga: Nah Ketahuan, 260 Bacaleg dari 6 Partai Tidak Memenuhi Syarat, KPU Minta Masyarakat Beri Tanggapan
’’Jadi kita anggap 5,2 persen merefleksikan tetap optimistis, tetapi tetap waspada terhadap dinamika global,’’ imbuh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, inflasi dijaga pada kisaran 2,8 persen. RAPBN 2024 juga diharapkan akan mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali serta indikator sosial yang membaik.
’’Implementasi berbagai program stabilisasi harga berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi dalam negeri,’’ ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga: Simak Kronologi Kebakaran Lahan Kosong di Kabupaten Bekasi, 800 m2 Area Hangus Terbakar
Postur RAPBN 2024 menargetkan pendapatan negara sebesar Rp 2.781,3 triliun, alokasi belanja negara sebesar Rp 3.304,1 triliun, keseimbangan primer negatif sebesar Rp 25,5 triliun yang didorong bergerak menuju positif, serta defisit anggaran sebesar 2,29 persen dari PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun.
Lebih lanjut, RAPBN tahun 2024 juga difokuskan untuk menyelesaikan berbagai proyek pembangunan nasional.
Artikel Terkait
Kunjungan ke Australia Fokus Kerjasama Ekonomi, Presiden Jokowi Ajak Investasi di IKN hingga Bangun Industri
Pembiayaan Utang Diprediksi Turun, Pendapatan Negara Tumbuh, Ekonomi Stabil hingga Akhir Tahun
Konser Taylor Swift Tingkatkan Ekonomi Amerika Serikat
Perbaikan Ekonomi AS Sentimen Positif IHSG, The Fed Diproyeksikan Pertahankan Bunga Acuan hingga Akhir Tahun
LOPE di Tanah Baru, Bima Arya Kenalkan Maskot Kota Bogor Rubo untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Warga
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Komisi VI DPR Gandeng ITB Vinus Bogor Untuk Berantasan Monopoli Ekonomi
Cikal Bakal Simpul Ekonomi Dunia Itu Ada di Jawa Timur, Pembangunan Smelter Freeport di JIIPE Gresik