RBG.ID – Populasi tenaga pengkaji teknis di tanah air dinilai belum ideal.
Perkumpulan Ahli Pengkaji Teknis Indonesia (PAPTI) mengatakan, jumlahnya hanya 10 persen dari angka populasi yang ideal.
Ketua PAPTI Jatim Gatut Prasetiyo mengatakan, saat ini kebanyakan pengkaji teknis masih kewalahan.
Baca Juga: Video Call Lewat Instagram dan Messanger Bisa Pakai Avatar untuk Tutupi Wajah
Sebab, rasio antara bangunan dan tenaga profesional itu masih jauh.
’’Saat ini, anggota kami secara nasional tidak lebih dari 500 pengkaji. Di Jatim sekitar 100 saja,’’ paparnya dalam Musyawarah Nasional I PAPTI di Surabaya.
Dia mencontohkan, target pembangunan rumah sederhana sebesar 300 ribu unit per tahun.
Baca Juga: AI Google segera Datang, Mampu Jawab Pertanyaan Medis
Dengan jumlah itu, kebutuhan pengkaji teknis mencapai 1.500 orang.
Idealnya, satu pengkaji bisa menangani rekomendasi sertifikat laik fungsi (SLF) hingga 200 unit.
Belum lagi jumlah bangunan yang perlu pengawasan dan perpanjangan SLF.
Baca Juga: MY WORLD Jadi Album Terlaris di AS Minggu Ini, aespa Puncaki Top 3 Tangga Lagu Billboard
Menurut Gatut, dibutuhkan 5 ribu tenaga pengkaji untuk bisa menangani seluruh konstruksi di Indonesia.
’’Baik rumah sakit, perkantoran, sekolah, pabrik, atau mal butuh SLF. Karena itu, kami terus berupaya menelurkan pengkaji baru,’’ jelasnya.
Artikel Terkait
Dimulai dari Rp1.275/km, Simak Tarif Biaya Tol Cisumdawu Beserta Rutenya
Sudah Diresmikan Oleh Presiden, Tol Cisumdawu Bisa Beroperasi Oktober
9 Fakta Menarik Tol Cisumdawu yang Butuh 12 Tahun Sampai Resmi Bisa Digunakan
Batal Digelar Hari Ini, Uji Coba LRT Jabodebek Diundur ke 27 Juli 2023
Tips Menghindari Utang dengan Menerapkan Frugal Living
Terus Melonjak, Simak Harga Emas Antam Terbaru 13 Juli 2023
Polri Minta SIM Hapus Pungutan PNBP, Kemenkeu Ungkap Alasan Harus Dikaji Lebih Dahulu