Sudah Diresmikan Oleh Presiden, Tol Cisumdawu Bisa Beroperasi Oktober

RBG.ID - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan Tol Cisumdawu akan diresmikan pada Oktober mendatang.

Sehingga untuk tiga minggu ke depan, masyarakat bisa melewati Tol Cisumdawu tanpa dibebankan tarif. Sebelum peresmian dan penetapan tarif, PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) akan melakukan pengecekan terakhir kesiapan tol tersebut.

"Seperti biasanya kita bebaskan tarifnya selama dua - tiga minggu setelah peresmian, baru kita operasikan," kata Basuki Hadimuljono.

Baca Juga: Dimulai dari Rp1.275/km, Simak Tarif Biaya Tol Cisumdawu Beserta Rutenya

Tol Cisumdawu yakni 61,6 km, daya tarik dari tol ini yang membedakannya dengan tol lainnya adalah adanya terowongan kembar terpangjang di Indonesia yang mencapai 472 meter.

Dengan adanya Tol Cisumdawu, masyarakat akan mendapatkan akses yang mudah untuk bepergian ke Bandung atau Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.

“Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang menghubungkan Kota Bandung dari Jalan Tol Cipularang ke Jalan Tol Cipali telah selesai dibangun, dan saya resmikan hari ini. Jalan tol sepanjang 61,6 km ini akan mempermudah konektivitas menuju Bandara Internasional Kertajati di Kab. Majalengka,” tulis Jokowi di media sosialnya pada Selasa (11/7).

Baca Juga: Tol Cisumdawu Diresmikan, ke Bandung dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Jadi Mudah

Total ada 6 seksi yang akan menghubungkan ke daerah-daerah tertentu sesuai jalurnya.

1. Seksi 1 Cileunyi - Pamulihan (11,4 Km)
2. Seksi 2 Pamulihan - Sumedang (17 Km)
3. Seksi 3 Sumedang - Cimalaka (4 Km)
4. Seksi 4 Cimalaka - Legok (8,2 Km)
5. Seksi 5A dan 5B Legok - Ujung Jaya (14,9 Km)
6. Seksi 6A dan 6B Ujung Jaya - Dawuan (6,1 Km) Pelabuhan Patimban.

Baca Juga: Harga Emas Antam 12 Juli 2023, Kembali Melejit dari Sebelumnya

Meski baru diresmikan tahun ini, seksi 1-3 sudah digunakan pada saat mudik Nataru 2022 dan seksi 4-6 juga dioperasikan pada libur musik Lebaran 2023 April-Mei lalu.

Proyek yang pertama kali dijalankan pada 2011 ini telah menelan biaya pembangunan senilai Rp 18,3 triliun. Dimana Rp 9,07 triliun berasal dari anggaran pemerintah dan sisanya didapatkan dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Simak cerita menarik lainnya di Google News.