Pelaku Industri Sawit Tolak Ada Tambahan Pajak

RBG.ID – Pelaku usaha sawit berharap pemerintah dapat memberikan atensi dan support. Terutama tidak memberikan lagi pajak tambahan pada industri.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai sektor ini perlu terus meningkatkan daya saing sehingga tetap kompetitif di pasar global.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyatakan, pajak sudah cukup banyak dibebankan kepada pelaku industri sawit.

Baca Juga: Terima Uang Rp 4 Miliar Dalam Kardus, JPU Sebut Plate Perkaya Diri Sendiri dari Proyek BTS 4G Bakti Kominfo

”Jangan ada tambahan lagi sehingga kita tidak lagi kompetitif di luar negeri. Harga kita akan tertekan,” ujar Eddy.

Dia mengungkapkan, persaingan perdagangan produk minyak nabati semakin ketat di tingkat global.

Itu seiring dengan berbagai bahan baku alternatif nonsawit yang berasal dari berbagai negara lain.

Baca Juga: Simak 33 Lokasi Shalat Idul Adha 2023 di Bali dan Sekitarnya

”Data dari Oil World, ternyata terjadi peningkatan tanaman minyak nabati nonsawit. Artinya, mereka berusaha menghilangkan ketergantungan terhadap sawit. Ujung-ujungnya, kita sendiri yang mengalami kesulitan. Pasar kita yang turun,” ungkapnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 25,01 juta ton sepanjang 2022 atau menurun 2,4 persen year-on-year (YoY) jika dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 25,62 juta ton.

Meski volume menurun, nilai ekspor sepanjang 2022 mencapai USD 27,76 miliar atau meningkat 3,7 persen (YoY) bila dibandingkan pada 2021 yang sebesar USD 26,75 miliar.

Baca Juga: Mangkir Lagi, Jaksa Minta Amanda Dijemput Paksa

”Konsumsi kita tiap tahun naik, tahun lalu sudah 21 juta ton dari produksi kita 52 juta ton. Sementara, terjadi penurunan ekspor,” urai Eddy.

Terpisah, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah memandang positif rencana pembentukan BUMN khusus sawit lewat subholding Palm Co PTPN.