RBG.ID — Kepribadian komplotan pembunuh yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M. Dede Solihudin cenderung antisosial.
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengungkapkan, warna kepribadian tersebut didasarkan atas kekejaman mereka yang tega menghabisi pelaku yang masih balita.
Salah seorang korban mereka adalah Bayu yang berusia 2 tahun.
Baca Juga: Catat, Ini Tahapan dan Jadwal Haji Indonesia
Reza mengatakan, bagi kebanyakan orang, anak kecil adalah sosok yang harus dilindungi dan dikasihi.
Namun, karena ada kecenderungan berkepribadian antisosial, sikap semacam itu seolah sirna.
”Dengan kepribadian antisosial, mereka menganggap anak itu tidak ubahnya objek belaka. Artinya, tidak ada rasa kasihan (ketika membunuh, Red),” jelas dia.
Baca Juga: Kasus Penipuan Ibadah Umrah di Kota Bogor, Korban Lain Diminta Berani Melapor
Seseorang dengan kepribadian antisosial, kata Reza, bisa saja menganggap seorang anak adalah sosok penghambat dan pengganggu.
”Sehingga, anak itu tidak diperlakukan spesial,” imbuhnya kepada Jawapos.
Reza menyebut, para pelaku serial killer (pembunuhan berantai) yang ditangani Polda Metro Jaya itu ditengarai memiliki motif instrumental.
Baca Juga: Waduh, Subsidi untuk Haji Habis 2027
Yakni, menghabisi nyawa orang lain bukan karena semata-mata dilandasi kemarahan atau dendam.
Melainkan, membunuh untuk tujuan tertentu.
Artikel Terkait
Pembunuh Pria Dalam Karung di Cianjur Terancam Hukuman Mati
Terduga Pembunuh Karyawati yang Jasadnya Ditemukan di Sukaraja Ditangkap
Pelaku Pembunuh Perempuan di Sukaraja Sopir Angkot, Korban Melawan Saat Ingin Diperkosa
Menerka Hukuman yang Pantas untuk Wowon Si Pembunuh Berantai
Data Fakta Jejak Komplotan Pembunuh Berantai di Cianjur, Bekasi dan Garut