Eksekutor Pembacokan Pelajar di Simpang Pomad Masih Buron, Satu Pelaku Sudah Divonis 8 Tahun Penjara

RBG.ID-BOGOR, Pelaku utama pembacokan yang menewaskan salah seorang pelajar SMK di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, hingga kini belum juga berhasil diringkus polisi.

Pelaku pembacokan pelajar SMK yang sudah diketahui identitasnya dan akrab dipanggil Tukul itu sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) Polresta Bogor Kota.

Sementara salah seorang pelaku pembacokan pelajar SMK berinisial MA (17) telah divonis 8 tahun penjara oleh Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bogor Kelas IA, Senin (10/4/2023).

Baca Juga: Pelaku Pembacokan Pelajar SMK di Simpang Pomad Divonis 8 Tahun Penjara

Tukul merupakan “eksekutor” pembacokan yang hingga kini masih buron. Kasus pembacokan ini sudah genap sebulan. Meski status eksekutor juga hanya pelajar, ternyata pelaku cukup “licin” menghindari kejaran polisi.

Tiga pelaku sebelumnya telah diamankan jajaran Polresta Bogor Kota. Pertama, MA (17), pengendara yang juga pemilik senjata tajam.

Kemudian, SA (18) berperan membuang sajam usai digunakan untuk menghilangkan nyawa korban. Terakhir, S, yang turut diamankan lantaran dianggap menyembunyikan pelaku.

Baca Juga: Miris, Prostitusi Online di Bogor Tetap Marak Saat Ramadan dan Pelanggan Didominasi Pelajar

Sedangkan, hingga kini polisi masih memburu satu pelaku utama, ASR (17), yang berperan menebas korban. Eksekutor ini juga merupakan residivis kasus jambret di Kabupaten Bogor.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso hanya mengatakan, pelaku ASR masih dalam pantauan dan pengejaran polisi.

“(Terus) dilakukan upaya pengembangan, kita tetap lakukan pengejaran. Kita tunggu nanti hasil ungkapnya,” tandasnya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Orangtua Pelajar SMK Bina Warga yang Tewas Dibacok Berharap Pelaku Dihukum Seberat-beratnya

Kendalanya, kata Bismo, pergerakan pelaku yang kerap berpindah-pindah lokasi. Keberadaan pelaku sebenarnya sempat diketahui dan terakhir terdeteksi di sekitar Kota Bogor.

Kini, vonis hakim telah membayang-bayangi tiga rekan pelaku. Vonis 8 tahun lebih berat dari tuntutan jaksa yakni 7,6 tahun.