Menurutnya, strategi tersebut juga akan berdampak positif pada pengembangan olahraga otomotif di Kota Bekasi, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas otomotif, dan sektor swasta. Ia menilai, pendekatan pembinaan jauh lebih efektif daripada hanya menindak atau membubarkan aksi balap liar tanpa memberi solusi jangka panjang.
Adelia menekankan bahwa penanganan masalah remaja perlu disertai pendekatan sosial dan edukatif. Pemerintah, kata dia, seharusnya membangun komunikasi aktif dengan komunitas otomotif lokal untuk memahami kebutuhan dan potensi yang bisa dikembangkan.
“Kita tidak bisa hanya melihat dari sisi pelanggarannya saja. Ini soal ruang ekspresi dan pembinaan karakter anak muda juga. Kalau difasilitasi dengan baik, justru bisa melahirkan potensi besar,” katanya.
Rencana pembentukan arena resmi bagi komunitas otomotif ini juga sejalan dengan program pembinaan kepemudaan dan olahraga yang tengah digalakkan Pemkot Bekasi melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).***
Artikel Terkait
DPRD Kota Bekasi Sahkan APBD Perubahan 2025, Dorong Pencairan Tunjangan untuk 8.000 PPPK
Hari Santri Nasional 2025, Ketua Fraksi Gerindra Demokrat DPRD Kota Bekasi Ajak Santri Jadi Penggerak Kemajuan Bangsa
Ketua DPRD Apresiasi Berkahin Fest 2025, Ajang Kolaborasi Religi dan Kreativitas Warga Kota Bekasi
Respons Temuan BPK, DPRD Kota Bekasi Siapkan Raperda Penyertaan Modal BUMD
Komisi I DPRD Kota Bekasi Soroti Lemahnya Penegakan Perda di Kota Bekasi, Dorong Perbaikan dari Hulu ke Hilir
Cegah Kebocoran Pendapatan, Ketua Komisi III DPRD Kota Bekasi Dorong Pemkot Terapkan Digitalisasi Pajak