Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy menjelaskan, selama ini pihaknya tak henti-hentinya memberikan imbauan kepada setiap puskesmas agar bisa lebih cepat penanganan dini kasus gizi buruk di sekitar.
Sehingga, hal ini bisa tertangani dengan cepat dan prosedur untuk pembuatan segala administrasi bisa ditangani saat akan dirujuk ke rumah sakit.
"Sebetulnya saya sudah ingatkan ke semua puskemas, jika ada kasus gizi buruk agar segera dibantu dan diproses. Jadi dibantu untuk segala kepengurusannya, jangan sampai setelah kejadian baru kita sadar. Masyarakat juga harus diberikan edukasi," paparnya.
Lanjut Irvan, dari data Dinkes Kabupaten Cianjur, dalam kurun waktu satu semester ini, kasus kematian bayi gizi buruk menjadi yang pertama di 2022 ini.
BACA JUGA: Ingat Bunda, Susu Kental Manis Bukan untuk Pengganti Susu dan ASI
"Ini yang pertama terjadi sepanjang tahun 2022," singkatnya.
Di sisi lain, Bupati Cianjur, Herman Suherman mengaku prihatin dan turut berbelasungkawa. Selain itu, mengenai kurang aktifnya masyarakat kurang. Padahal, pihaknya sudah melakukan yang terbaik.
"Kita sudah mengupayakan dan optimal. Namun tanggapan dari pihak keluarga kurang aktif. Itu sangat saya sesalkan," tutupnya. (kim)