"Saat lahir normal, saya sempat membawa berobat ke klinik swasta dua kali saat masih ada uang," ungkapnya.
Bukan tanpa alasan ibu yang berprofesi sebagai buruh pabrik ini tidak melakukan imunisasi terhadap anaknya. Melainkan pada saat akan diimunisasi, anaknya selalu demam dan panas.
Kepala Puskesmas Kademangan Kecamatan Mande, Elis Hanny Windyalaras mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan maksimal terkait kasus bayi gizi buruk tersebut.
"Saya mendapat keterangan, bayi tersebut lahir kondisi baik, namun tanggal 28 Mei ketahuan gizi kurang, jadi kasusnya setiap gizi kurang setiap Minggu dipantau," terangnya.
Dirinya menambahkan, setelah sebulan dilakukan pemantauan dihasilkan gizinya meningkat.
"Namun terjadi los contact atau hilang kontak karena bayi tak pernah lagi datang ke posyandu, baru ketahuan lagi Rabu minggu kemarin," jelasnya.
Bahkan, dirinya menganjurkan agar bayi dengan riwayat gizi buruk dibawa ke bidan. Namun ternyata, informasi yang diterimanya kondisinya sudah memburuk.
"Diagnosa bidan saat bayi drop terjadi sesak ada penarikan dinding dada, infeksi berat di paru paru, ada demam, diare, dan dehidrasi berat," ujarnya.