Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya menyampaikan, sebelumnya para petugas kebersihan melakukan kerja bakti untuk membersihkan tumpukan sampah. Namun setelah penumpukan sampah di satu titik itu dibersihkan, TPA Burangkeng malah libur selama dua hari, karena longsor. Sedangkan, di titik lainnya belum selesai dibersihkan.
Akibatnya kata Endang, kembali terjadi penumpukan sampah, mengingat dalam sehari sampah di Pasar Induk Cibitung mencapai 18-20 truk, dengan asumsi setiap truknya empat sampai lima ton. Apabila dihitung dalam sehari, sampah yang harus diangkut bisa 18 sampai 20 truk.
"Kami punya 16 armada, setiap hari dikerahkan untuk mengangkut ke TPA Burangkeng. Sedangkan sampah setiap harinya yang perlu dibuang, ada sekitar 20 truk. Artinya, masih ada volume sampah sekitar empat truk yang tidak terangkut," ucapnya.
Lanjut Endang, pihaknya sudah mencoba untuk mengoperasikan truk untuk mengangkut sampah dua kali dalam sehari. Hanya saja, di TPA Burangkeng antrian kendaraan sampai ke pemukiman penduduk. Hal itu mengingat, yang tadinya tiga zona, sekarang hanya satu zona. Sedangkan satu zona itu, untuk tempat pembuangan sampah warga se Kabupaten Bekasi.
"Saya sempat bikin perjanjian dengan sopir, agar bisa dimaksimalkan dua rit. Tapi itu tidak bisa, karena antrian di TPA Burangkeng sangat panjang," terangnya
Dengan kondisi seperti sekarang, dirinya mengaku, penumpukan sampah yang berada di area Pasar Induk Cibitung, sangat mengganggu pengerjaan revitalisasi. (pra)