RBG.ID, BEKASI - Setelah melewati masa Pandemi Covid-19, warga Kota Bekasi harus kembali bergelut dengan hiruk pikuk kehidupan metropolitan. Padatnya aktivitas, masalah keluarga, hingga kondisi lingkungan menjadi faktor utama anak baru gede (ABG) di Bekasi merasa depresi hingga terganggu kesehatan mentalnya.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) membeberkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait dengan peningkatan angka gangguan kesehatan mental selama masa pandemi Covid-19. Paparan Covid-19 hingga masalah sosial ekonomi dampak pandemi membuat angkanya meningkat 64,3 persen, termasuk remaja didalamnya.
Padahal, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan prioritas menyongsong bonus demografi 2030, dan Indonesia emas 2045. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terakhir tahun 2018 menyebut lebih dari 19 juta mengalami gangguan mental emosional, serta lebih dari 12 juta penduduk mengalami depresi, mereka adalah penduduk usia diatas 15 tahun.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, meninggalkan dampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Gangguan kesehatan mental ini bahkan dapat memicu hasrat menyakiti diri sendiri.
BACA JUGA: Viral, Demi Konten ABG Stop Truk di Cipendawa, Ini Penjelasan Polisi
Salah satu remaja Kota Bekasi, Jesi (17) mengaku kerap merasakan stres. Kondisi yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan bermain, hingga padatnya aktivitas sebagai pelajar bahkan membuat ia kehilangan nafsu makan pada situasi tertentu.
"Itu kadang memicu stres, stresnya itu susah membagi waktu, karena nilai turun, jadi lah itu sulit makan, jadi kepikiran yang enggak-enggak. Apalagi kalau hari ini sudah kerja Kelompok, besok ya kerja kelompok lagi, minta duit lagi, itu kan kurang enak ya," ungkapnya.