“Saya harap ini bukan sebatas wacana atau hanya isu-isu saja. Karena yang sama-sama diketahui, negara sebentar lagi akan melaksanakan agenda pemilu pada tahun 2024, dan sementara 2023 sudah mulai persiapan,” bebernya.
Dia menilai, dengan kondisi tersebut, dimungkinkan negara membutuhkan anggaran untuk membiayai agenda pemilu yang dilaksanakan lima tahun sekali.
“Kami tahu memang ada program bantuan dari pusat untuk pembangunan pasar, tapi itu plafon maksimalnya kurang lebih Rp 5 miliar. Jadi apakah dengan dana sebesar itu cukup untuk membangun Pasar Cikarang, yang luasnya mencapai 2,6 hektar. Oleh sebab itu, hal ini akan kami bicarakan dengan berbagai pihak untuk kepentingan perekonomian melalui pasar tradisional di Cikarang,” tandasnya.
Sudah saatnya tidak memberi harapan-harapan yang belum pasti kepada pedagang di Pasar Cikarang, tapi kita harus kerja nyata untuk segera melakukan revitalisasi.
“ Kondisi Pasar Cikarang ini sudah sangat memprihatinkan. Dan kami harapkan, para stakeholder bisa saling bekerjasama mencari solusi atas persoalan yang sudah bertahun-tahun agar bisa terwujud,” imbuh Gatot. (and)