"Organda telah menyebarkan surat edaran kepada para sopir angkot, agar disesuaikan dengan kenaikan tarif 15 persen, sambil menunggu surat keputusan bupati," katanya.
Jumlah angkutan umum di Kabupaten Bekasi semakin menurun, karena dampak Covid-19 yang melanda selama dua tahun belakangan ini. Walaupun dirinya tidak tahu pasti angka penurunannya berapa.
"Saya nggak punya data yang valid jumlah angkot saat ini, setelah Covid-19 banyak yang berhenti. Ya mungkin tersisa sekitar 500 sampai 600 angkot," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bekasi, Yana Suyatna menyampaikan, mengenai kenaikan tarif angkot, pihaknya sudah melakukan rapat bersama dengan Organda, dan mereka menginginkan ada penyesuaian tarif, dengan kenaikan harga BBM saat ini.
"Kami menampung aspirasi dari mereka (sopir angkot) melalui Organda," tuturnya.
Dari hasil kesepakatan bersama di rapat tersebut lanjut Yana, kenaikan tarif angkot sebesar 15 persen.
Namun demikian, semua tergantung keputusan dari Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan.
"Kalau kepastian berapa tarifnya, itu nanti keputusan Bupati. Sementara ini kami sepakati 15 persen kenaikan tarifnya," tutup Yana. (pra)
