RBG.ID, BEKASI - Sejumlah Bantuan Sosial (Bansos) yang akan digelontorkan oleh pemerintah di bulan September besok dinilai sebagai pilihan tepat, ada juga yang menilai pemerintah panic policy. Bantuan di sektor transportasi, setidaknya ada dua ribu supir Angkutan Kota (Angkot) yang menunggu di Kota Bekasi.
Masyarakat belum selesai dengan naiknya harga berbagai kebutuhan pokok, paling baru telur. Pengaturan penyaluran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan MyPertamina belum juga terlaksana, kebijakan yang paling dekat akan terealisasi justru kebijakan negara dalam rangka pengalihan subsidi BBM sebesar Rp24,17 triliun.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) ada 202,73 ribu jiwa masyarakat miskin di Kabupaten Bekasi, 144,12 ribu jiwa ada di Kota Bekasi. Dewasa ini kabar harga BBM terbaru jika benar-benar diputuskan oleh pemerintah beredar di masyarakat, harga Pertalite menjadi Rp10 ribu, Solar Rp7,2 ribu, dan Pertamax Rp16 ribu per liter.
Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah melihat pemerintah gamang dalam menghadapi naiknya harga berbagai komoditas. Sementara kenaikan BBM diperkirakan bisa memecut tingkat inflasi ke angka 8 sampai 9 persen.
"Itu semua menunjukkan bahwa pemerintah sendiri gamang, panic policy menghadapi harga-harga yang naik terus, ketakutan inflasi yang akan terus meroket," kata Trubus, Selasa (30/8).
Terkait dengan sederet Bansos yang akan diberikan oleh pemerintah, ia melihat kebijakan tersebut tidak akan berdampak besar bagi masyarakat. Pemberian Bansos ini kuat diduga menjadi pintu masuk pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.
Ia mengingatkan kenaikan BBM bisa berdampak berat pada melambatnya perkembangan ekonomi, belum lagi gangguan sosial dimana angka kemiskinan ekstrim berpotensi naik.