Candi tersebut, lanjut Herman, merupakan sumber mata air. Selain bebatuan prasejarah, saat dilakukan ekskavasi juga ditemukan alat Lisung dan Halu (alat untuk menumbuk padi/beras).
"Bentuk aslinya berupa kolam ikan. Di tengahnya bangunan candinya, ada ikan berjenis paray, airnya gede meskipun musim kemarau, bisa disebut sumber air lah," sambungnya.
Meski kondisinya makin memprihatinkan, kata Herman, situs Candi Bojongemas tak pernah berhenti dikunjungi orang. Mulai dari wisatawan lokal hingga dari luar kota atau luar provinsi, dari kalangan akademisi dan masyarakat adat, kerap mendatangi Candi Bojongemas.
Ia berharap, pemerintah Kabupaten Bandung turun tangan memperhatikan kondisi Situs Cagar Budaya Candi Bojongemas.
"Sayang sekarang kondisinya kayak gini, gak ada yang ngurus atau setidaknya memperhatikan. Bagusnya diurus lagi sama pemerintah," harapnya.
(Radar Bandung)