religi

Heboh Jokowi Berdoa di Depan Peti Jenazah Paus Fransiskus, Apa Hukum Doakan Jenazah Non Muslim? Buya Yahya Beri Penjelasan

Minggu, 27 April 2025 | 12:03 WIB
Potret Buya Yahya (Tangkapan Layar Youtube Al Bahjah TV)

RBG.ID - Presiden ke-7 RI Joko Widodo terekam kamera sedang berdoa di hadapan peti mati mendiang Sri Paus Fransiskus saat menghadiri upacara pemakaman di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 26 April 2025.

Dalam siaran langsung dari media resmi Vatikan, Vatican News, tampak Jokowi hadir mengenakan jas hitam serta kopiah hitam.

Presiden Prabowo Subianto mengutus sejumlah tokoh untuk mewakili pemerintah menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

Baca Juga: Duel Barcelona vs Real Madrid di Final Copa Del Rey, Luis Milla: Sulit Untuk Diprediksi!

Mereka yang diutus antara lain mantan Presiden Jokowi, mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.

Upacara pemakaman Paus Fransiskus berlangsung di Vatikan pada 26 April 2025 pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu meninggal pada Senin, 21 April 2025.

Lantas, apakah boleh melayat dan ikut mendoakan jenazah non-Muslim dalam Islam?

Baca Juga: Sederet Fakta Menghantui Pertemuan Barcelona vs Real Madrid di Final Copa del Rey: Los Blancos Pernah Unggul 11-1

Jokowi Saat Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. (Foto: Instagram/Jokowi)


Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya mengatakan, bila ada tetangga non-Muslim yang meninggal dunia maka bagi Muslim hukumnya fardhu kifayah untuk mengurus jenazahnya.

Sebaliknya, seorang Muslim akan mendapat dosa bila membiarkan jenazah tetangganya yang non-Muslim tidak ada yang mengurus.

Sebab, merawat jenazah wajib bagi Muslim. Menurut Buya Yahya mengurus jenazah non-Muslim pun tercatat sebagai ibadah yang mendatangkan pahala dari Allah SWT.

Baca Juga: Hasil Persib vs PSS Sleman: Menang 3-0, Skuad Maung Bandung OTW Kampiun Liga 1

Pada sisi lain, Buya Yahya menjelaskan, melayat sejatinya bertujuan untuk menghibur orang yang masih hidup, yaitu keluarga yang tengah berduka karena salah satu anggota keluarganya meninggal.

Maka itu, menurut Buya Yahya, seorang Muslim boleh saja melayat ke non-Muslim, bahkan dianjurkan.

"Melayat itu kan menghibur orang yang hidup, sah-sah saja selagi dia bukan kafir harbi, yaitu orang kafir yang memerangi kita. Maka kita melayat, datang, itu perintah, anjuran, itu pendidikan dalam Islam. Alangkah indahnya kita datang menghibur yang hidup," kata Buya Yahya dalam program tanya jawab yang disiarkan melalui Al Bahjah TV.

Baca Juga: Persib Bandung vs PSS Sleman: Daftar Pemain Cedera dan Akumulasi Kartu

Namun, menurut Buya Yahya, seorang Muslim tidak perlu memaksakan untuk mendoakan jenazah non-Muslim agar mendapatkan ampunan Allah, sebab jenazah tersebut tidak mengimani Allah SWT dan mengharapkan ampunan ketika masih hidup.

Seorang Muslim hendaknya datang dan menghibur orang-orang yang hidup atau keluarga yang tengah berduka.

Dibolehkan bagi seorang Muslim memberikan hadiah atau melakukan sesuatu yang membuat keluarga non-Muslim yang tengah berduka menjadi senang atau gembira.

Baca Juga: Nonton Streaming Gratis Persib Bandung vs PSS Sleman Dimana? Ini Situs Alternatif Kualitas HD, Kick Off Pukul 19.00 WIB

Buya Yahya mengatakan, adapun seorang Muslim diperbolehkan berdoa yang isi doanya adalah mendoakan orang-orang yang hidup atau keluarga non-Muslim yang tengah berduka agar mendapat ketabahan dan kebaikan, termasuk hidayah dari Allah SWT.

"Hendaknya kalau kita mau berdoa, mendoakan yang hidup. Semoga Allah memberikan ketabahan, diberikan setelah ini segala kebaikan, kebaikan itu kan macam-macam, termasuk hidayah," ujar Buya Yahya.***

Tags

Terkini