Ustaz Khalid menegaskan bahwa hadits tersebut merujuk pada ahli surga yang rutin menjalankan puasa.
Ketika mereka berbicara dengan penghuni surga lainnya, bau mulut mereka akan mengeluarkan wangi kasturi surga yang sangat harum.
Ini adalah bentuk penghargaan dan kemuliaan dari Allah SWT atas kesungguhan mereka dalam beribadah, khususnya berpuasa.
“Jadi yang dimaksud dengan kalimat Nabi SAW, ‘sesungguhnya bau mulutnya orang yang puasa di sisi Allah lebih wangi dari bau kasturi’ adalah ahli surga yang rutin puasa, nanti kalau dia ngobrol dengan ahli surga yang lain di surga itu, mulutnya mengeluarkan bau kasturi yang wangi,” ujar beliau.
Baca Juga: Hukum Keluar Dahak Terus Menerus hingga Tertelan Saat Puasa Ramadhan, Ini Jawaban dari Buya Yahya
Kasturi yang disebutkan dalam hadits bukanlah kasturi yang dikenal di dunia. Kasturi di surga memiliki keistimewaan yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun di dunia.
Ustaz Khalid menambahkan bahwa ini adalah salah satu bentuk gambaran keindahan dan kenikmatan surga yang disiapkan bagi hamba-hamba Allah yang taat.
Hadits tentang bau mulut orang berpuasa yang lebih wangi dari kasturi bukanlah sekadar pernyataan harfiah, melainkan simbol keutamaan dan kemuliaan di sisi Allah.
Ustaz Khalid Basalamah mengingatkan kita bahwa puasa Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ibadah yang mendatangkan pahala dan kemuliaan di akhirat.***