pendidikan

Desakan Evaluasi Sistem PPDB Terus Menguat

Senin, 17 Juli 2023 | 09:28 WIB
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji

Bahwa sekolah favorit itu bukan semata yang bisa memberikan nilai rapor setinggi-tingginya kepada siswa.

Sehingga memperbesar peluang untuk diterima di sekolah negeri.

Selebihnya sekolah berkualitas atau favorit adalah yang bisa menumbuhkan bakat dan minat siswa.

’’Sekolah yang bisa membuat anak-anak nyaman belajar di dalamnya. Sekolah yang menyenangkan,’’ katanya.

Rizal menjelaskan PPDB adalah sebuah rangkaian panjang. Tidak hanya pada proses seleksi siswa baru saja.

Tetapi juga sampai dengan pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi siswa baru.

Rizal menekankan jangan sampai terjadi praktik kekerasan, bullying atau perundungan, dan sejenisnya dalam pelaksanaan MPLS yang umumnya dimulai hari ini Senin (17/7).

Perjuangan para wali murid siswa baru tak berhenti usai sang anak diterima di sekolah negeri.

Pasalnya, mereka saat ini kembali dibikin pusing tujuh keliling dengan banyaknya biaya-biaya yang dikenakan oleh sekolah untuk siswa baru.

Pungutan-pungutan ini ditarik dengan dalih sumbangan.

Jenisnya pun beragam. Dari informasi yang dihimpun oleh Jawa Pos, di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, siswa diminta membayar uang gedung dan SPP yang masing-masing diberikan pilihan.

Ada paling mahal dan paling murah. Untuk SPP paling murah RP 150 ribu per bulan dan uang gedung Rp 2 juta.

Bukan hanya itu, ada juga biaya kegiatan selama satu tahun sekitar Rp 900 ribu.

Menariknya, kegiatan selama satu tahun ini jika didetailkan peruntukannya meliputi pembayaran raport, OSIS, tes kebugaran, hingga asuransi.

”Ada laporan, dari salah satu SMA N di Sidoarjo. Nilainya Rp 900 ribu untuk daftar ulang. Padahal, hasil konfirmasi kami ke Diknas Pemprov Jatim, tidak ada biaya daftar ulang,” ujar Kepala Perwakilan Ombudsman RI Jawa Timur Agus Muttaqin.

Halaman:

Tags

Terkini