RBG.id - Guna merevitalisasi bahasa daerah yang terancam punah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah.
Dalam upaya melestarikan bahasa daerah ini, diperlukan kerja sama antarpihak terkait, termasuk pemerintah daerah.
Mendukung program tersebut, Kepala Kantor Bahasa Maluku Sahril menilai kolaborasi ini penting dilakukan untuk menjaga kelestarian bahasa daerah.
Ia pun berterima kasih kepada pemerintah daerah dan generasi muda yang turut menyukseskan program ini.
Mengingat, bahasa Maluku cukup rentan karena umumnya hanya digunakan saat ritual adat.
Sementara dalam kesehariannya, masyarakat Maluku menggunakan bahasa Melayu Ambon.
"Terima kasih kepada pemerintah daerah yang turut membantu menyukseskan program dan generasi muda yang punya kreativitas tinggi, aktif, dan mencintai bahasa daerah hingga ikut bermacam perlombaan tahun lalu" ungkapnya dalam keterangan resmi pada Selasa (14/3).
Selain itu, Sahril mengaku jika pihaknya turut bekerja sama dengan Ikatan Duta Bahasa Provinsi Maluku untuk mengawasi pelaksanaan program ini di provinsi tersebut.
Dalam pelaksanaannya, Badan Bahasa mempertimbangkan karakteristik dan keterlibatan pihak-pihak pemangku kepentingan agar tepat sasaran.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Apresiasi Peluncuran Kapal Putri Mayang Madu dan Putra Sunan Drajat
Mulai dari guru, keluarga, maestro, hingga pegiat pelindung bahasa dan sastra daerah.
Sementara dalam praktiknya, ada 3 model revitalisasi bahasa daerah yang mencangkup Model A, B, dan C.