RBG.ID - Forum Nasional Sosial Masyarakat (Fornas Sosmas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia menyelenggarakan Webinar yang bertema “Mewujudkan Masyarakat Sehat, Indonesia Sehat dengan Mencegah Stunting” pada Sabtu, 17/2 secara daring atau online.
Webinar ini merupakan salah satu program kerja dari Koordinator Isu Kesehatan Fornas Sosmas Wilayah 4 untuk mengulas dan mendiskusi mengenail masalah stunting di Indonesia.
Webinar ini diikuti oleh Staff Direktorat Gizi Masyarakat dan masuk Tim Percepatan Penanganan Stunting mewakili Menteri Kesehatan RI, Yuni Zahraini.
Baca Juga: Nyari Tempat Nongkrong? Ini 3 Rekomendasi Wisata Malam di Bogor, Ada Spot Foto Cakep Juga Loh
Koordinator Wilayah IV Fornas Sosmas BEM seluruh Indonesia, Latif Hidayatul Ikhsan mengatakan, peran semua pihak dalam persoalan stunting mesti diperjelas supayar kolaborasi mahasiswa, pemerintah serta masyarakat di berbagai sektor bisa saling gotong royong.
Webinar ini turut mengundang , Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University, Dr Tin Herawati sebagai narasumber.
Ia menjelaskan, anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya yaitu keluarga, sehingga keluarga mempunyai peranan sangat vital di dalam tumbuh kembang anak.
Baca Juga: 10 Curug yang harus Dikunjungi di Tasik, Masih Banyak yang Gratis dan Perawan
“Minimnya kualitas pengasuhan, kurangnya pendidikan orang tua dan faktor ekonomi menjadi alasan utama adanya stunting,” ungkap Dr. Tin Herawati.
Ia menambahkan, sanitasi lingkungan yang jelek juga berperan dalam menaikan risiko stunting pada anak, sehingga ddibutuhkan kesadaran masyarakat dalam mengatasi masalah sanitasi.
“Pola makan dan perawatan anak yang harus dinaikan untuk menurunkan prevalensi stunting,” jabar Dr Tin.
Baca Juga: Dijamin Bisa Lepas Penat! Ini 3 Rekomendasi Wisata Malam di Bandung
Sementara narasumber kedua Dosen Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta II, Prof Moesijanti, membeberkan bahwa stunting mempunyai efek jangka panjang pada perkembangan fisik, mental dan pola pikir anak.
Selain itu, bisa menimbulkan perkembangan otak yang tidak maksimal, keterbatasan kemampuan fisik, dan resiko penyakit.