RBG.id - Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa Imam Budi Utomo berharap ada bahasa daerah tambahan yang akan direvitalisasi tahun depan.
Pernyataan ini ia kemukakan saat hadir secara virtual dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pelindungan Bahasa Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2023.
"Kami berharap pemerintah daerah akan berinisiatif melakukan penambahan jumlah bahasa daerah yang akan direvitalisasi," ungkapnya melalui keterangan resmi pada Rabu (29/3).
Di tahun ini, ada 7 bahasa daerah yang masuk ke dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD).
2 di antaranya merupakan bahasa yang baru ditambahkan tahun ini.
"Tahun ini, kita menambah jumlah bahasa yang kita revitalisasi di NTT, yakni bahasa Adang dan Kabola," jelasnya.
Penambahan ini dilakukan sebagai bagian dari pelestarian, pelindungan, serta pengembangan bahasa daerah terhadap revitalisasi bahasa daerah.
Mengingat, ada ratusan bahasa daerah di Indonesia yang kritis dan terancam punah.
Oleh sebab itu, ia mendorong pelestarian bahasa daerah di NTT agar terus digunakan masyarakat setempat.
Baca Juga: Ini 4 Tahap Program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di Jawa Timur
Terutama, oleh para generasi muda yang menjadi pewaris kebudayaan dan bahasa.
Artikel Terkait
KBRI Paris Buka Kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Baru Tahun Ini
Selain Kelas BIPA 2023, KBRI Paris Siap Gelar Diskusi Buku Karya Indonesia Tahun Ini
Balai Bahasa Provinsi Jatim dan Pemda di Madura Upayakan Penguatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD)
Perkuat Revitalisasi Bahasa Daerah, Kepala Balai Bahasa Jatim Dorong Anak Muda Mencintai Bahasa Daerah
Ini 4 Tahap Program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di Jawa Timur