Pendidikan politik merupakan agenda yang sangat penting, karena dalam melangsungkan pembangunan sebuah bangsa memerlukan syarat untuk keterdidikan rakyat secara politik.
Rakyat yang terdidik secara politik adalah warga negara, sehingga bisa secara sadar mandiri ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan.
Kehadiran partai politik dapat dilihat pada perannya dalam melakukan pendidikan politik kepada warga masyarakat.
Dengan pendidikan politik masyarakat dimungkinkan untuk memiliki kebudayaan politik yang ideal, yakni kesadaran untuk mendukung sistem politik dan sekaligus mampu memberikan kritik dan koreksi.
Proses pendidikan politik diharapkan dapat menjadi sarana bagi terwujudnya masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan politik serta memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.
Pendidikan politik diperlukan bukan saja bagi para pemilih yang kurang atau belum memiliki pemahaman tentang persoalan politik, melainkan juga bagi pengurus parpol agar memiliki pengetahuan tentang persoalan politik yang mewadahi.
Hal ini menjadikan pentingnya pendidikan politik (political education) bagi rakyat.
Baliho, partai politik dan pendidikan politiik
Baliho lebih sering digunakan karena sangat efektif sebagai alat komunikasi politik yang membangun kepercayaan, keberterimaan, dan keberpihakan masyarakat terhadap pemilihan.
Selain itu, baliho digunakan untuk mendorong simpati masyarakat selama proses pemilihan umum dan untuk menyebarkan info program kerja, Visi misi dan lain sebagainya.
Pencitraan politik, juga dikenal sebagai branding politik, dapat secara bersamaan dengan cara diinternalisasi secara simultan kepada masyarakat.
Padahal dengan banyaknya partai politik di Indonesia tentu membawa konsekuensi bahwa seharusnya masyarakat pemilih mempunyai wawasan yang lebih luas tentang hal yang terkait dengan kebebasan berdemokrasi yang beretika.
Pada dasarnya Partai politik sekarang sudah gagal dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Pendidikan politik yang diberikan justru semakin memperkuat anggapan bahwa politik itu kotor dengan menghalalkan segala cara yang selama ini dilakukan politisi partai.
Pendidikan politik oleh partai politik dianggap tidak lebih dari pembodohan masyarakat yang mengatasnamakan masyarakat, bangsa, negara, dan demokrasi untuk melegitimasi langkah politis mereka dalam meraih kekuasaan.