opini

Menggugat Regenerasi Kepemimpinan dalam Struktur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor

Minggu, 9 April 2023 | 07:56 WIB
Rizki Riyanto

Namun, dalam konteks Kabupaten Bogor yang dalam beberapa bulan terakhir sempat kehilangan pemimpinnya pasca ditetapkannya Bupati menjadi tersangka tindakan pidana korupsi dan telah diputuskan di pengadilan, kurang dan lebihnya mempengaruhi tata kelola pemerintahan kabupaten Bogor yang kehilangan arah.

Baca Juga: Jabat Bupati Bandung Barat, Harta Kekayaan Hengki Kurniawan Merosot 51 Persen, Inilah Rinciannya

Pimpinan Daerah Muhammadiyah sebagai mitra Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor semestinya mampu memberi peran yang lebih substansial untuk paling tidak memberi gagasan konstruktif untuk ikut ambil bagian dalam “memikirkan” daerahnya.

Saya membaca, ada semacam indikasi ketandusan gagasan untuk bisa mewarnai pembangunan daerah Kabupaten Bogor yang saat ini terkena bencana politik yang berimplikasi pada banyak hal.

Baca Juga: Mengintip Harta Kekayaan Sekda se-Jabar, Kota Bogor Tajir Melintir, Kota Banjar 'Termiskin'

Di sisi yang lain, kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah pun masih didominasi oleh kelompok di rentang usia 40-60 tahun ke atas.

Sehingga wajar ketika ide-ide yang hadir cenderung normatif, kalau belum cukup dikatakan konservatif.

Kondisi ini pun menambah catatan bahwa telah terjadi kegagalan regenerasi kepengurusan di tubuh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Ini Dia Daftar Kekayaan Kabinet Indonesia Maju, Menteri Triliuner Kalahkan Kekayaan Presiden

Adapun kelompok muda yang dilibatkan ke dalam kepengurusan hanya dibatasi sampai pada sekretaris majelis dan anggota saja.

Hal lainnya, dalam momentum politik Pemilu 2019 lalu, saya secara pribadi kecewa terhadap nilai ketokohan beberapa oknum pengurus yang bersikap oposisional-destruktif terhadap salah satu atau beberapa peserta pemilu yang sebetulnya sah dan wajar saja.

Namun ketika para oknum secara tidak beretika melakukan berbagai bentuk provokasi dan menyebarkan hoaks yang berpotensi sangat destruktif dan menciptakan polarisasi yang semakin tajam, dimanakah nilai inklusivitas yang menjadi modal gerakan yang dibawa oleh Kyai Dahlan pada tahap awalnya dan diterima oleh masyarakat banyak?

Baca Juga: Miliki Ekskavator hingga Buldoser, Inilah Daftar Kekayaan Bupati Bandung Dadang Supriatna

Berbagai bentuk potensi kerusakan nilai dalam tubuh Muhammadiyah Kabupaten bogor yang dibawa oleh oknum pengurus ini sebetulnya bisa dengan mudah dihentikan.

Caranya adalah dengan sosok ketua dan pimpinan yang istiqomah berpegang teguh pada AD/ART persyarikatan Muhammadiyah.

Halaman:

Tags

Terkini

Sudah Siapkah Kita Menerima Hasil Pemilu 2024?

Kamis, 4 Januari 2024 | 09:55 WIB

Memaksimalkan Peran Penjabat (Pj.) Bupati Bogor!

Senin, 1 Januari 2024 | 19:59 WIB

Netralitas Presiden Jokowi di Meja Makan

Selasa, 31 Oktober 2023 | 13:33 WIB

Mahasiswa dan Organisasi Hari Ini, Masihkah Relevan?

Senin, 30 Oktober 2023 | 15:31 WIB

PDIP Tidak Tegas atau Gibran Tidak Beretika?

Senin, 30 Oktober 2023 | 09:52 WIB

Emang Boleh se-Barbar Ini Mas Wali?

Minggu, 22 Oktober 2023 | 18:16 WIB

Bendera Putih Mulai Dikerek Naik di Rumah Merah PDIP

Minggu, 22 Oktober 2023 | 09:07 WIB