RBG.ID - 18 Ramadhan 1439 H, penulis menghadiri peletakan batu pertama gedung kembar Institut Agama Islam (IAI) Tazkia yang dinamai dengan salah satu pusat kota Islam di Andalusia yaitu Sevilla.
Gedung kampus yang saat ini digunakan dikenal dengan Gradana, yaitu kota terakhir Andulusia yang jatuh oleh pasukan kristen yang dipimpin oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada tahun 1491 M dan sebelumnya.
Sevilla di Tazkia akan rampung pembangunannya sebagai salah satu tempat yang akan menghasilkan leader dan cendikiawan muslim di masa mendatang.
Baca Juga: Bersejarah, Donald Trump jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Didakwa Kriminal
Kata Sevilla atau Isbīlliyah dalam bahasa Arab.
Dipilihnya Sevilla sebagai suatu nama gedung oleh IAI Tazkia merupakan hal yang tepat karena menjadi salah satu kota atau taifah (Kerajaan kecil) sebagai pusat keilmuwan dan ekonomi yang maju di masa Andalusia.
Sevilla jatuh ke tangan pasukan Kristen pada tahun 1248 M.
Baca Juga: Untuk Kali Pertama Indonesia Sepakati Perjanjian Ekstradisi dengan Rusia
Abu Zakariya Yahya Ibn Muhammad Ibn Ahmad Ibn al-'Awwam al-Ishbili dan Wahshiya adalah ulama Islam di Sevilla yang ahli bidang pertanian yang karya mereka berjudul Kitab al-filaha kitab Filaha Nabatiya.
Di bidang kedokteran Sevilla memiliki Al-wazir Abu-l-'Ala' Zuhr dengan karya berjudul kitab al-khawas, kitab al-adwiya-l-mufrada dan kitab al-nukat al-tibbiya.
Sebenarnya masih banyak kontribusi para pemikir/cendekiawan Sevilla dalam berbagai bidang Tetapi penulis kali ini akan lebih fokus pada karya pemikiran ekonomi Islam.
Baca Juga: Gol Perdana Arthur Irawan setelah 6 Tahun
Sevilla telah melahirkan Ibn ‘Abdun di abad ke-H/12 M, seorang ahli fikih dan muhtasib yang karya ekonomi Islamnya terkait al-hisbah (literatur khusus sejarah pemikiran ekonomi Islam), yang berjudul Risalah fil Hisbah wal Qadha.
Memang Andalusi sangat terkenal dengan kajian tema hisbah dalam ekonomi Islam.