Sebaliknya, kelompok milenial kurang terdidik, hanya membuka dua pintu utama Pilkada, menjadi target klientelisme atau menjadi barisan golput.
Oleh sebab itu, penting untuk para kandidat Bupati Bogor nanti menguasai peta media sosial dengan beragam spektrumnya untuk bisa menyampaikan gagasan secara lebih luas, lebih spesifik dan lebih tersegmentasi kepada kelompok yang memang menunggu ide atau gagasan para kandidat.
Baca Juga: AS Tangguhkan Kirim Bom Berat, Israel Tanggapi dengan Santai
Bukan gagasan yang dikonversi dengan goyangan para biduan di atas panggung-panggung kampanye murahan.
Kembalilah Pada Politik Gagasan
Dengan deskripsi realitas di atas, saya kira ini semacam urgent call untuk para kandidat Bupati Bogor memulai fokus pada visi dan misi serius memimpin daerah dengan jumlah penduduk Kabupaten terbesar di republik ini.
Bukan visi dan misi administratif sebagai pemenuhan syarat kampanye saja.
Berangkatlah dari dapur masalah yang mungkin sudah hampir membeku bahkan sudah menjadi penyakit bagi seluruh unsur yang hidup didalam dan sekitarnya.
Infrastruktur yang masih cukup keteteran dibandingkan kabupaten dan kota lain, keterjaminan pendidikan masyarakat yang masih sangat jauh dari standar tantangan kehidupan artificial-digital hari ini, sehingga pandangan konservatif semisal “nggak perlu sekolah tinggi-tinggi, nanti nyari kerja juga susah” selalu dimunculkan sebagai tameng agar Kabupaten Bogor tidak memliki fokus pada penguatan pendidikan.
Warga masyarakat yang cerdas, meski tidak sepenuhnya, akan secara linear bersikap logis, tidak melakukan perbuatan yang non-faedah, serta akan berpikir serius untuk bagaimana bisa hidup bahagia dengan tinggal di Kabupaten Bogor.
Output pendidikan yang baik adalah ekonomi yang terus berkembang.
Ekonomi masyarakat yang baik akan menciptakan perputaran sehat untuk perkembangan usaha mikro maupun makro di daerah Kabupaten Bogor sendiri, tanpa harus selalu ekspor produk ke luar daerah dan luar negeri karena sepinya pembeli di daerah sendiri.
Hal lain yang juga sama sekali tidak diperhatikan secara serius adalah potensi wisata Kabupaten Bogor yang minim manajemen sehingga menjadi magnet bagi para wisatawan luar, namun hanya satu-dua kali datang karena akses yang sulit dari bandara, minimnya penginapan yang proper, serta daya cipta kreasi yang tidak berkembang dan tidak memunculkan nilai keunikan Kabupaten Bogor ke mata para wisatawan asing.