Namun banyak pihak menerka-nerka bahwa MK akan mengabulkan uji materi tersebut. yang artinya memperbolehkan Calon Presiden dan Wakil Presiden berusia di bawah 40 tahun.
Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023 Ditutup, Simak Tahapan Selanjutnya!
Di sinilah Gibran akan semakin berpotensi kuat mendampingi Prabowo Subianto.
Yang selama ini menjadi pertanyaan besar aktor-aktor politik dan rakyat Indonesia adalah di manakah posisi politik Jokowi?
Selama ini masyarakat melihat pada dua hal, pertama, dalam Prespektif Normatif.
Baca Juga: Terjadi Kebakaran di Pabrik Nikel di Kutai Kartanegara Kaltim, 1 Orang Pekerja Tewas
Normatifnya adalah Jokowi sampai saat ini merupakan kader terbaik PDIP dan dalam karier politiknya dari awal kariernya sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta sampai Presiden 2 (dua) periode diusung total oleh PDIP.
Bahkan dalam Rakernas terakhir PDIP, banyak elit PDIP mengusulkan Jokowi memimpin PDIP pasca kepemimpinan Megawati.
Begitupun dalam momentum PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo Sebagai Calon Presiden, Jokowi berada di tengah-tengah Megawati dan elit politik PDIP lainnya.
Baca Juga: Korea Utara Mengkritik Israel Akibat Pertumpahan Darah Di Gaza, Singgung Negara Palestina Merdeka
Dengan kondisi tersebut, rasa-rasanya tidak mungkin Jokowi meninggalkan PDIP dengan tidak mendukung Ganjar Paranowo sebagai Calon Presiden pada Pemilu 2024.
Kedua, Perspektif Politis. banyak pihak menyebut Jokowi adalah mastermind dan King Maker dalam mendesain dinamika politk menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Bagaimana tidak, beberapa dinamika politik yang membuat "riuh" disebut-sebut "dalangnya" adalah Jokowi.
Baca Juga: Kabar Gembira! Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 62 Sudah Dibuka, Segini Besaran Insentifnya
Seperti hengkangnya Cak Imin dari Prabowo Subianto yang kemudian bergabung dengan koalisi perubahan sampai dideklarasikan sebagai calon wakil presidennya Anies Baswedan.