’’Kalau keluarga sama teman dekat sudah tahu kalau kami selamat. Yang tidak tahu kan yang teman jauh,’’ bebernya.
Corry lalu melakukan klarifikasi. ’’Saya ikut komentar, mengabarkan bahwa kami selamat,’’ katanya. Tapi, dia sempat membaca komentar balasan. Ada yang bikin mangkel.
’’Ada yang menyalahkan saya karena mengajak balita ke stadion. Memangnya kenapa? Selama ini saya anggap sepak bola adalah bagian dari hiburan keluarga kami,’’ ujarnya.
Airlangga memang masih 4 tahun. Saat ditemui, kondisinya sangat baik.
Tapi, sang kakak tidak demikian. Mental Radif Faustin Alvaronizam kurang bagus. Saat bertemu Jawa Pos, dia sering menutup kuping. Kemudian marah.
’’Sudah, Mah. Jangan cerita itu lagi!’’ teriak bocah 8 tahun itu. Sang ayah, Pandu Anggoro, mencoba menenangkan.
’’Ya seperti ini, Mas. Pokoknya kalau dia dengar ada yang cerita soal insiden Kanjuruhan, pasti trauma,’’ jelas Pandu.
Yang dialami keluarga asal Tumpang, Kabupaten Malang, itu cukup mengerikan. Mereka keluar tribun setelah gas air mata ditembakkan.