Bambang kini lebih banyak begadang menemani buah hatinya. Apalagi, kondisi Gilang masih lemah. Pascainsiden, dia memang sempat dirawat lima hari di RSUD Saiful Anwar.
Mendapat perawatan intens. Mulai mata sampai rontgen paru-paru. Tapi, ada satu yang terlewat. ’’Pas pulang, pinggulnya hitam. Kalau dipakai aktivitas sakit,’’ kata Bambang.
Dia tidak berani membawa Gilang kembali ke rumah sakit. Sebab, ada beberapa korban yang cover biayanya ruwet. Infonya, sudah tidak ditanggung kalau pasien sudah pulang ke rumah. Bambang akhirnya membawa Gilang ke sangkal putung. ’’Sudah tiga kali terapi. Alhamdulillah sudah agak baikan,’’ sambung Gilang.
Pinggul boleh membaik, tapi tidak begitu dengan kondisi mata. ’’Mata saya yang sebelah kiri sekarang rabun, Mas,’’ kata Gilang. Dia hanya mengandalkan obat tetes mata dari rumah sakit. ’’Saya teteskan setiap 12 jam sekali,’’ imbuhnya.
Obatnya sudah hampir habis. Tidak ada cover biaya lagi. Sampai saat ini Gilang tidak pernah berobat ke spesialis mata.
Gilang hanya bisa pasrah. Dia masih ingat ucapan dokter RSUD Saiful Anwar yang merawatnya. ’’Dokter tanya, ini gas apa kok matanya seperti mau copot? Kalau gas air mata nggak mungkin seperti ini,’’ kata Gilang menirukan ucapan sang dokter.
Bagi sulung tiga bersaudara itu, dia pernah merasakan efek gas air mata. Tepatnya saat Arema FC melawan Persib Bandung pada musim 2018.